Sentimen
Negatif (99%)
17 Jul 2024 : 05.45
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Tiongkok, Beijing

Tokoh Terkait

Harga Minyak Anjlok Dipicu Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Tiongkok

17 Jul 2024 : 05.45 Views 1

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Chicago, Beritasatu.com - Harga minyak anjlok pada Selasa (16/7/2024) di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi Tiongkok yang menghambat permintaan, meskipun Federal Reserve AS (The Fed) akan memangkas suku bunga pada September.

Kontrak berjangka Brent turun 66 sen atau 0,8% menjadi US$ 84,19 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) acuan AS
turun 72 sen atau 0,9% menjadi US$ 81,19.

“Data ekonomi Tiongkok yang melemah menimbulkan beberapa keraguan apakah pelaku pasar terlalu optimistis mengenai prospek permintaan minyak Tiongkok,” kata analis strategi pasar IG, Yeap Jun Rong dilansir CNBC Internatinal.

Tiongkok sebagai negara terbesar kedua di dunia mencatat pertumbuhan ekonomi 4,7% pada kuartal II 2024 atau periode April-Juni 2024, laju pertumbuhan paling lambat sejak kuartal pertama 2023 dan meleset dari perkiraan 5,1% dalam jajak pendapat Reuters.  Pertumbuhan melambat dari 5,3% pada kuartal I 2024 akibat penurunan properti berkepanjangan dan ketidakpastian pekerjaan.

“Angka PDB (produk domestik bruto) dan penjualan ritel kuartal kedua mengejutkan dengan selisih signifikan, sementara antisipasi terhadap langkah-langkah stimulus mungkin menghadapi risiko,” kata Yeap, mengacu pada pertemuan kepemimpinan ekonomi utama di Beijing minggu ini.

Di AS, Ketua Fed Jerome Powell awal pekan ini mengatakan tiga data inflasi AS selama kuartal kedua tahun ini menambah keyakinan bahwa laju kenaikan harga sesuai target. Pernyataan ini ditafsirkan pelaku pasar sebagai indikasi pemotongan suku bunga kemungkinan tidak lama lagi.

Suku bunga rendah menurunkan biaya pinjaman, yang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.

Namun, beberapa analis memperingatkan agar tidak terlalu optimistis karena perkiraan melemahnya beberapa data ekonomi makro AS dapat merugikan permintaan minyak dalam jangka pendek.

Sentimen: negatif (99.9%)