Sentimen
Negatif (99%)
16 Jul 2024 : 21.00
Informasi Tambahan

Kasus: Narkoba, pembunuhan, korupsi, penembakan, Insiden penembakan

Mengenal JD Vance, Mantan Musuh Trump yang Kini Jadi Wapresnya

17 Jul 2024 : 04.00 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) semakin panas. Calon presiden (capres) dari Republik, Donald Trump bahkan mengalami insiden penembakan Sabtu lalu.

Namun saat ini, Trump sudah kembali muncul ke publik. Tak tanggung-tanggung, ia secara resmi memilih wakil presiden-nya untuk maju di pemilu.

Senin malam waktu setempat, selama hari pertama konvensi nasional Partai Republik di Milwaukee, Wisconsin, dihadapan pendukungnya Trump memperkenalkan JD Vance. Ia adalah senator junior dari Ohio dan penulis memoar laris "Hillbilly Elegy".

Hal ini menandai puncak evolusi politik Vance yang mengejutkan selama beberapa tahun terakhir. Lalu siapa Vance sebenarnya?

Dari Kritikus Jadi Pemuji Trump

Vance pertama kali naik daun pada tahun 2016. Ini setelah penerbitan "Hillbilly Elegy", yang memerinci masa kecilnya di Ohio barat daya dan kemudian masuk ke sekolah hukum Yale.

Buku ini kemudian diadaptasi menjadi film pada tahun 2020 yang dibintangi oleh Glenn Close dan Amy Adams. Dalam beberapa bulan setelah kemenangan Trump dalam pemilihan presiden 2016, kisah Vance tentang pengalaman keluarganya dengan kemiskinan dan kecanduan narkoba dipandang oleh beberapa kritikus sebagai potret yang mengungkap kehidupan orang Amerika yang membantu menentukan hasil pemilihan tersebut.

Ketika Trump menjabat, Vance menjadi suara konservatif yang sering dikutip. Ia sering dipanggil untuk menjelaskan pandangan politik presiden kepada pemirsa berita yang bingung.

Vance awalnya dipandang sebagai Republikan anti-Trump, seperti yang ditemukan dalam analisis CNN International. Ia disebut banyak menyukai cuitan yang sangat kritis terhadap presiden saat itu pada tahun 2016 dan 2017.

Ia bahkan pernah terang-terangan mengejek Trump sebagai "Hitler-nya Amerika" dan "penipuan total". Namun nada itu berubah tajam ketika Vance memasuki pemilihan Senat tahun 2022 dan akhirnya memenangkan dukungan sang mantan presiden dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik yang ketat.

"Dia adalah orang yang pernah mengatakan hal buruk tentang saya," kata Trump dalam sebuah rapat umum pada tahun itu.

"Jika saya mengikuti standar itu, saya rasa saya tidak akan pernah mendukung siapapun di negara ini," katanya.

Vance sendiri juga memuji Trump. Ia mengatakan Trump preside terbaik di AS.

"Presiden benar. Saya tidak selalu baik, tetapi fakta sederhananya adalah, dia adalah presiden terbaik dalam hidup saya, dan dia mengungkap korupsi di negara ini seperti tidak ada yang lain," katanya.

Setelah percobaan pembunuhan terhadap Trump pada hari Sabtu, Vance menuduh petahanan saat ini, Presiden Joe Biden, menghasut serangan tersebut. Ia menyebut pernyataan Biden membuat upaya pembunuhan terjadi.

"Hari ini bukan hanya insiden terisolasi," tulis Vance di X.

"Premis utama kampanye Biden adalah bahwa Presiden Donald Trump adalah seorang fasis otoriter yang harus dihentikan dengan segala cara. Retorika itu langsung menyebabkan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Trump," tambahnya.


(sef/sef)

Sentimen: negatif (99.9%)