Sentimen
Negatif (99%)
16 Jul 2024 : 06.35
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok, Beijing

Kasus: pembunuhan

Harga Minyak Melemah Imbas Kekhawatiran Permintaan Tiongkok

16 Jul 2024 : 06.35 Views 1

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - Harga minyak melemah pada perdagangan Senin (15/7/2024), karena tertekan kekhawatiran tentang permintaan di negara pengimpor utama Tiongkok mengimbangi berita pendukung harga, seperti ekonomi Amerika Serikat (AS) pembatasan pasokan OPEC+, dan ketegangan Timur Tengah yang sedang berlangsung.

Melansir Reuters, Selasa (16/7/2024), harga minyak berjangka Brent turun 18 sen atau 0,2% menjadi US$ 84,85 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 30 sen atau 0,4% menjadi US$ 81,91.

"Data Tiongkok termasuk operasi kilang dan impor minyak mentah tidak mendukung. Namun, pertumbuhan permintaan di tempat lain masih sehat,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Perekonomian Tiongkok tumbuh jauh lebih lambat dari yang diharapkan pada kuartal II karena penurunan properti yang berkepanjangan dan ketidakamanan pekerjaan menghambat pemulihan yang rapuh, sehingga tetap ada harapan bahwa Beijing perlu mengeluarkan lebih banyak stimulus.

Produksi kilang minyak Tiongkok turun 3,7% pada Juni dari tahun sebelumnya, turun untuk bulan ketiga karena pemeliharaan terencana, sementara margin pemrosesan yang lebih rendah dan permintaan bahan bakar yang lesu mendorong pabrik-pabrik independen untuk memangkas produksi.

Di AS, pasar berfokus pada upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump, yang menurut sebagian orang dapat meningkatkan peluangnya untuk terpilih kembali.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, pembacaan inflasi untuk kuartal II sedikit menambah keyakinan bahwa laju kenaikan harga kembali ke target bank sentral AS secara berkelanjutan, pernyataan yang menunjukkan pemangkasan suku bunga mungkin tidak lama lagi.

The Fed menaikkan suku bunga secara agresif pada 2022 dan 2023 untuk menjinakkan lonjakan inflasi. Biaya pinjaman meningkat bagi konsumen dan bisnis, memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Sentimen: negatif (99.9%)