Sentimen
15 Jul 2024 : 21.09
Informasi Tambahan
Event: Ibadah Haji
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Hilman Latief
Soal Tenda Jemaah Haji Sempit, Pansus: Mereka Bayar Mahal, Harusnya Dapat Tempat yang Wajar Nasional 15 Juli 2024
Kompas.com Jenis Media: Nasional
15 Jul 2024 : 21.09
Soal Tenda Jemaah Haji Sempit, Pansus: Mereka Bayar Mahal, Harusnya Dapat Tempat yang Wajar
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
- Inisiator panitia khusus (pansus) hak angket
haji 2024
sekaligus anggota Komisi VIII DPR Fraksi PKS Iskan Qolba Lubis membalas Kementerian Agama (
Kemenag
) yang mewajarkan jemaah haji asal Indonesia tidur sempit-sempitan di Mina, Arab Saudi.
Iskan mengingatkan bahwa para jemaah sudah membayar mahal untuk ibadah haji.
"Minimal dapat tempatlah, mereka sudah bayar harusnya dapat tempat yang wajar, sudah bayar mahal bila dibandingkan sebelum ada kebijakan baru," ujar Iskan saat dimintai konfirmasi
Kompas.com
, Senin (15/7/2024).
Iskan menyampaikan, jika Kemenag bisa melakukan diplomasi yang baik dengan pemerintah Arab Saudi, pasti akan ada solusi.
Terlebih, kata dia, RI menjadi penyumbang terbanyak jemaah haji bagi Arab Saudi.
Menurut dia, dengan keuntungan tersebut, seharusnya Indonesia bisa melakukan daya tawar yang lebih lagi.
"Maka kita mau uraikan keruwetan haji selama ini. Dan tidak perlu saling menyalahkan, tapi apa solusinya? Kenapa jemaah dari negara lain bisa (lebih baik fasilitasnya)?" tutur dia.
Sementara itu, terkait kapan pansus hak angket haji akan menggelar rapat, Iskan mengatakan pada Rabu (17/7/2024) lusa mereka bakal menentukan pimpinan terlebih dahulu.
"Rabu kemungkinan mulai milih pimpinan," kata dia.
Sebelumnya, Dirjen Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief mengatakan, tenda sempit untuk jemaah haji Indonesia sudah lumrah terjadi dari masa ke masa.
Khususnya, tenda yang digunakan jemaah haji untuk bermalam di Mina dan Arafah.
Hilman mengatakan, kepadatan memang tak bisa dihindari karena haji dihadiri oleh jemaah dari seluruh dunia.
"Mau jemaah dari mana pun di situ pasti padat orang. Tidurnya katanya berjejer kayak ikan, dari zaman nabi juga seperti itu," ujar Hilman saat temu media di Aryaduta Hotel, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2024).
"Jadi berjejer namanya tinggal di tenda Pak, jadi berjejer seperti itu," ujar dia.
Ia menyampaikan, jemaah Indonesia hanya mendapat 82 sentimeter per kavling untuk tempat tidur.
Itu pun harus berkurang setelah Indonesia mendapat kuota tambahan 10.000 jemaah reguler sehingga kepadatan di tenda semakin terasa.
"Nah, ini yang kemudian kita simulasikan bagaimana agar nanti ke depan kepadatan itu lebih bisa diatasi. Kalau padatnya tidak bisa, pasti padat, kecuali masalah kuota berkurang," ujar dia.
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: positif (66%)