Surabaya (beritajatim.com) – Spanduk Kaesang Pangarep selaku Ketua Umum PSI bertebaran di sudut-sudut Kota Surabaya. Ada yang berpose sendiri, ada pula saat dengan orang lain.

Baliho dan spanduk berdiri itu santer diartikan publik, Kaesang akan maju sebagai Calon Wali Kota Surabaya. Lantas bagaimana tanggapan warga?

Riski (34), warga Surabaya sekaligus petugas penyapu jalan di sekitar Jalan Kertajaya Indah itu menyebut tidak mengetahui sejak kapan balho Kaesang terpasang. Meski dia hamper setiap hari menyapu kawasan tersebut.

“Iya tiap hari bekerja di sini, menyapu jalan setiap sore. Tetapi saya tidak tahu sejak kapan spanduk didirikan,” kata Riski kepada beritajatim.com, Kamis sore (13/6/2024).

Menurut dia, dua pekan lalu belum ada baliho yang terpasang di sisi perempatan jalan itu. Kata Riski, perkiraannya berdiri satu pekan lalu atau lebih.

“Belum ada dua minggu ini kok berdirinya, karena dua minggu lalu belum ada spanduk sama sekali, ” jelasnya.

Lebih dalam, Riski menyampaikan bahwa terkait arti spanduk pencalonan putra bungsu Jokowi itu dirinya tidak begitu tertarik. Riski lebih menginginkan, jika Walikota Surabaya mendatang ini dipimpin oleh putra-putri daerah asli Surabaya.

“Saya tidak begitu soal paham politik, tetapi lebih baiknya Wali Kota ke depan ini; dijabat oleh orang asli Surabaya,” ungkapnya.

“Kalau sekarang kan Pak Eri (Eri Cahyadi) aslinya bukan orang Surabaya asli, orang tua Eri Cahyadi ini asli Madura,” imbuhnya.

Sebenarnya Riski berharap ada sosok seperti Tri Rismaharini, yang begitu totalitas dalam memperhatikan; serta memimpin Surabaya.

“Lebih enak zamannya Bu Risma. Bu Risma kalau soal kebersihan itu selalu ngecek terus, misalkan banjir berani turun tangan. Nyemplung ke selokan dan menangani bagaimana agar tidak banjir. Nah kalau Kaesang ini, saya tidak paham,” tandas dia. [ram/beq]