Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: penembakan, pengangguran, Insiden penembakan
Tokoh Terkait
Donald Trump Ditembak, Ini Dampaknya pada Pasar Keuangan Global dan Indonesia
Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, Beritasatu.com - Insiden penembakan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menimbulkan berbagai spekulasi terkait dampak terhadap pasar keuangan dan kebijakan suku bunga di Amerika Serikat (AS), termasuk Indonesia.
“Penembakan ini dapat meningkatkan popularitas Trump dan membuka peluang kemenangannya pada pemilu mendatang,” kata pengamat pasar modal Hans Kwee kepada Investor Daily, Minggu (14/7/24).
Secara umum, kata dia, pasar saham dan keuangan tidak terlalu menyukai jika Trump menang dalam pemilihan presiden. Pertama, dia sangat properang dagang, yang mengganggu ekonomi. Kedua, Trump sangat pro-Israel, sehingga Timur Tengah mungkin akan lebih panas dan menyebabkan harga minyak dan inflasi lebih tinggi.
Namun, kata Founder Pasardana ini, Trump juga dikenal mendukung Rusia, sehingga besar kemungkinan besar terpilihnya Trump dapat menyudahi perang Rusia-Ukraina. Efeknya, harga gas Rusia sudah kembali ke Eropa, sehingga harga batu bara akan turun.
Sedangkan untuk negara berkembang, seperti Indonesia, popularitas Trump yang meningkat akibat insiden tersebut menyebabkan dampak negatif karena Indonesia sebagai net importir minyak.
Untuk pemotongan suku bunga, Hans yakin bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melakukan pemangkasan sebesar 25 basis poin pada September "Data inflasi AS kemarin cukup rendah, pengangguran sudah di 4,1%, jadi kemungkinan besar Federal Reserve akan potong 25 basis poin di September. Apalagi Pemilu AS kan November, jadi kemungkinan ada pemotongan di sana," lanjutnya.
Soal dampak penembakan Trump terhadap pasar saham Indonesia, Hans menekankan sentimen ini perlu dipantau lebih lanjut untuk melihat apakah berdampak panjang atau tidak.
"Kalau berdampak panjang, artinya popularitas Trump terus naik, mungkin waktu itu pasar mulai terkoreksi. Namun, untuk jangka panjang, orang akan sedikit hati-hati dahulu, sangat rawan koreksi saat ini," tutupnya.
Sentimen: negatif (57.1%)