Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Gunung, Banyuwangi, Bondowoso
Tokoh Terkait
Status Gunung Ijen Naik jadi Waspada, Masyarakat Dilarang Mendekat
Bisnis.com Jenis Media: Nasional
Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan hasil evaluasi sampai dengan 12 Juli 2024 maka tingkat aktivitas Gunung Ijen dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 12 Juli 2024 pukul 22.00 WIB.
Pusat Vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat disekitar G. Ijen dan pengunjung/wisatawan/penambang agar tidak mendekati bibir kawah maupun turun dan mendekati dasar kawah G. Ijen serta tidak boleh menginap di Kawah Ijen dalam radius 1,5 kilometer.
Selain itu, masyarakat yang bertempat tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait agar selalu waspada terhadap potensi ancaman aliran gas vulkanik yang berbahaya dan tetap memperhatikan perkembangan aktivitas G. Ijen.
Jika tercium bau gas yang menyengat dihimbau agar menggunakan masker penutup alat pernapasan. Untuk jangka pendek/darurat dapat menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan (hidung/mulut).
Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten, dan BKSDA agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ijen di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur atau Pusat Vulkanologi dan MItigasi Bencana Geologi-Badan Geologi
"Tingkat aktivitas G. Ijen akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan yang signifikan. Tingkat Aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan," tulis PVMBG dalam website resminya.
Gunungapi Ijen posisi geografisnya berada pada koordinat 08o03,30’ LS - 11414,31’ BT dan secara administratif masuk ke dalam wilayah: Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur.
Erupsi G. Ijen sejak tahun 1900 berupa letusan-letusan freatik yang bersumber dari danau kawah. Erupsi freatik pada tahun 1993 menghasilkan tinggi kolom asap berwarna hitam yang mencapai ketinggian 1000 m. Pada tahun 2011 – 2012 juga mengalami peningkatan aktivitas berupa kenaikan kegempaan dan suhu air danau.
Pada tahun 2017 terjadi tiga kali semburan gas (CO2 outburst). Pada tahun 2018 juga terjadi tiga kali semburan gas (CO2 outburst), yaitu pada tanggal 10 Januari 2018, 19 Februari 2018 dan 21 Maret 2018 merupakan semburan gas yang cukup besar yang diikuti oleh kejadian aliran gas menyusuri lembah Sungai Banyu Pait hingga mencapai jarak lebih dari 7 km. Peningkatan kegiatan terakhir terjadi pada 17 Januari 2020, berupa kenaikkan jumlah Gempa Vulkanik Dangkal.
Pada periode 1 Januari 2024 – 12 Juli 2024 Gunung terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis tinggi 50-300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga badai, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur, selatan dan barat.
Pada pengukuran tanggal 30 Juni 2024, suhu air kawah di permukaan 34oC. Asap solfatara putih tebal dengan tekanan lemah hingga sedang. Bau gas belerang tercium sedang.belirang merica terlihat di pinggir danau. Jarak pintu air/dam dengan air danau kawah lk. 13,6 Meter.
Pada periode 1 Januari 2024 – 12 Juli 2024 terekam 424 kali gempa Hembusan,12 kali Tremor Non-Harmonik, 3 kali gempa Tornillo, 8 kali gempa Low Frequency, 259 kali gempa Vulkanik Dangkal, 25 kali gempa Vulkanik Dalam, 45 kali gempa Tektonik Lokal, 4 kali gempa Terasa, skala II hingga III MM, 294 kali gempa Tektonik Jauh, 192 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-7 mm, dominan 3 mm. Jumlah gempa Vulkanik Dangkal dan gempa Vulkanik Dalam cenderung menurun, sedangkan jumlah gempa lainnya berfluktuasi normal.
Peningkatan aktivitas di Kawah Ijen seringkali ditandai oleh perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihanan, hal ini terjadi akibat naiknya endapan dari dasar danau ke permukaan oleh adanya tekanan gas yang kuat dari dasar danau. Suhu air kawah Ijen juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan/konsentrasi gas yang keluar dari dasar danau. Dalam kondisi meningkatnya aktivitas Kawah Ijen, biasanya gelembung-gelembung gas dipermukaan air kawah akan muncul.
Beberapa kejadian peningkatan aktivitas Kawah Ijen seringkali diikuti oleh kejadian “outburst gas” atau letusan/semburan gas dari danau kawah Ijen, gas yg menyembur tersebut terutama adalah CO2. Gas CO2 ini mempunyai berat jenis yg lebih berat dari udara, sehingga CO2 yg keluar akibat letusan/semburan ini, cenderung dapat mengalir menyusuri lembah seperti kejadian letusan/semburan gas di Kawah Ijen di Bulan Maret 2018.
Secara visual warna air kawah normal (hijau toska), tidak terjadi perubahan warna air kawah, tidak nampak adanya bualan gas di permukaan air, suhu air kawah masih normal yaitu 34o
Pada periode 1 Juni 2024-12 Juli 2024, jumlah gempa Vulkanik Dangkal dan gempa Vulkanik Dalam cenderung menurun, sedangkan jumlah gempa lainnya berfluktuasi normal.
Rekaman RSAM sejak 1 Januari 2023 menunjukkan pola yang berfluktuasi dan cenderung meningkat meskipun kecil. Energi seismik secara umum berfluktuatif dan perlahan meningkat sejak 2023, namun pada tgl 12 Juli peningkatan energi yg signifikan teramati bersamaan dgn membesarnya amplitudo tremor menerus.
Meskipun pada umumnya kegempaan berfluktuasi normal, namun sejak tanggal 12 Juli 2024 pukul 17.00 – 21.00 WIB rekaman gempa tremor meningkat fluktuatif dengan amplitudo 5-25 mm. Dan sejak sekitar pukul 21.10 WIB rekaman gempa tremor dengan amplitude > 46 mm (overscale).
Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas vulkanik di Gunung Ijen pada saat ini adalah adalah gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen dan juga difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan; dan erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah. Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan.
Sentimen: negatif (100%)