Sentimen
Positif (66%)
14 Jul 2024 : 12.00
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Honda, Ducati

Event: MotoGP

Semua Nyalahin Marquez, Padahal Rossi Duluan yang Mulai

Detik.com Detik.com Jenis Media: Otomotif

14 Jul 2024 : 12.00
Jakarta -

Mantan pebalap MotoGP, Casey Stoner menilai Valentino Rossi sebagai media darling. Menurut eks rider Ducati dan Honda itu, siapa saja yang bentrok dengan Rossi, bisa punya citra yang buruk.

Stoner dan Rossi pernah lama tak saling bicara. Rivalitasnya dimulai dari tahun 2007, Stoner, yang menunggangi Ducati ketika itu, tampil dominan dan tak memberi Rossi banyak kesempatan. Stoner jadi juara dunia dengan 10 kemenangan. Sementara Rossi menyudahi musim di posisi tiga setelah dapat empat kemenangan.

Duel paling panas antara Rossi dengan Stoner terjadi di Laguna Seca tahun 2008. Keduanya berulang kali saling susul untuk memperebutkan posisi terdepan. Dalam sebuah momen Stoner melebar dan masuk ke gravel. Meski akhirnya bisa kembali ke lintasan, rider asal Australia itu tak bisa mendekati Rossi dan harus puas finis kedua.

Stoner bahkan menyebut ambisi Rossi melampaui bakatnya usai insiden di Jerez 2011. Kala itu Stoner yang berseragam pabrikan Honda jatuh usai motor Ducati yang ditunggangi Rossi tergelincir.

Rossi datang ke boks Stoner untuk meminta maaf. Tapi Stoner malah kecewa lantaran Rossi datang masih memakai helm dan sarung tangan. Bukannya tensi mereda, Stoner malah melontarkan kalimat yang legendaris pada masanya; ambisinya melebihi bakat.

Terlepas dari rivalitas di atas, Stoner dan Rossi kini sudah berteman. Namun Stoner masih ingat betul betapa besarnya pengaruh Rossi.

"Valentino (Rossi) itu dekat dengan orang yang mengendalikan pers, dia sangat penting bagi setiap media," ceplos Stoner dikutip dari GPone, Minggu (14/7/2024).

"Kalau media pernah menulis omong kosong tentangnya, dia (Rossi) akan memasukkan mereka (media) ke daftar hitam," tambah Stoner.

"Jadi mereka harus menulis hal yang buruk tentang seseorang, mereka mengubah saya menjadi penjahat," kata Stoner.

Topik pun beralih ke bentrokan bersejarah antara Rossi dan Marc Marquez. Menurut Stoner, semuanya bukan salah Marquez.

Marquez mendominasi tahun 2014, dia lalu jadi rival buat banyak pebalap lama di MotoGP.

Marquez terlibat dalam duel yang tidak juga sedikit dengan Rossi, di awal-awal kehadiran Marquez, hubungan keduanya terlihat masih baik. Rossi berulang kali memuji prestasi Marquez, sedangkan Marquez menghormati Rossi sebagai idola.

Benih persaingan mulai muncul sejak musim 2015. Mulanya dari race di Argentina dan Belanda, meningkat di Phillip Island dan mencapai klimaks di Sirkuit Sepang.

"Semuanya menyalahkan Marquez, tapi mereka lupa bahwa Valentino (Rossi) yang memulainya. Awalnya mereka berteman, lalu Valentino memulai dengan perang kata-kata," jelas Stoner.


(riar/lua)

Sentimen: positif (66.5%)