Gorontalo, Beritasatu.com - Keputusan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango untuk menghentikan pencarian korban longsor di tambang emas Motomboto membuat kecewa warga yang anggota keluarganya belum ditemukan.

Salah satu keluarga korban yang belum ditemukan bernama Ihwan Husain menyampaikan, saat ini kondisi alam sebetulnya mulai membaik, sehingga memungkinkan proses pencarian korban longsor yang hilang untuk dilanjutkan.

“Kami merasa sangat tidak puas dan keberatan. Menurut kami, penghentian pencarian korban ini belum tepat. Apa alasan pemerintah menghentikan pencarian?" kata Ihwan, Sabtu (13/7/2024).

Ihwan menyampaikan, fasilitas dan perlengkapan yang dimiliki tim SAR gabungan seharusnya memungkinkan pencarian terus berlanjut.

“Kalau berbicara soal kemanusiaan, kita tidak bisa memilih asal korban. Mereka adalah manusia, dan kita harus merasa prihatin terhadap saudara-saudara kita. Alasan pemerintah menghentikan pencarian itu tidak masuk akal, karena yang tertimbun adalah manusia,” kata Ihwan.

Diberitakan sebelumnya, pencarian korban longsor di Tambang Motomboto, Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, telah dihentikan pada Sabtu (13/7/2024).

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Heriyanto menjelaskan, operasi SAR telah berlangsung selama 7 hari sesuai standard operating procedure (SOP).

“Apabila nanti ditemukan tanda-tanda adanya korban, kami akan kembali melaksanakan operasi SAR sesuai permintaan keluarga dan pemerintah daerah,” kata Heriyanto.

Hingga Jumat (12/7/2024) sore, jumlah korban longsor bertambah menjadi 325 orang. Perinciannya, 26 orang meninggal, 280 selamat, dan 19 orang belum ditemukan.

Bupati Kabupaten Bone Bolango Merlan Uloli menambahkan, setelah pencarian ditutup, pemerintah dan tim SAR akan kembali melakukan pencarian apabila ada tanda-tanda baru keberadaan korban. Merlan menyampaikan, dari korban yang masih dalam pencarian, hanya satu orang yang merupakan warga Kabupaten Bone Bolango, sementara sisanya berasal dari luar daerah.