Surabaya (beritajatim.com) – Baliho perempuan bernama Dwi Astutiek mulai banyak bermunculan mendekati masa kontestasi Pemilihan Wali Kota Surabaya 2024. Balihonya cukup menarik perhatian lantaran tampak ngejreng dengan warna dasar kuning dan pakaian hijau. Lantas, siapa dia?

Sosok Dwi Astutiek yang lama tidak terdengar tiba-tiba muncul melalui banyaknya baliho yang mejeng di jalan-jalan Kota Pahlawan.

Hasil penelusuran beritajatim.com, Dwi Astutiek adalah dosen di Universitas Sunan Giri (Unsuri). Namun demikian, jejaknya di dunia politik dan pemerintahan tidaklah pendek.

Setidaknya, pada masa perjuangan Khofifah Indar Parawansa meraih kursi Gubernur Jawa Timur (Jatim) pada 2018, Dwi Astutiek sempat dipercaya sebagai Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Khofifah-Emil Dardak.

Tidak hanya itu, Dwi Astutiek yang mengklaim sebagai adik “ideologis” Khofifah itu juga sempat maju sebagai calon anggota DPRD Jatim lewat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 2018 lalu. Namun, Namanya tidak muncul dalam daftar Anggota DPRD Jatim terpilih 2019-2024.

Selang dua tahun nama Dwi Astutiek kembali mencuat di Pilkada Sidoarjo. Dia maju sebagai Calon Wakil Bupati Sidoarjo, berpasangan dengan Calon Bupati Kelana Aprilianto.

Perempuan kelahiran 1971 itu juga dikenal getol sebagai seorang akademisi. Dwi Astutiek bergelar Doktor PSDM ; (Pengembangan Sumber Daya Manusia) lulusan Unair Surabaya. Sekarang menjabat Dewan Pakar Muslimat NU Jawa Timur dan sekaligus Sekertaris Dewan Pendidikan Jawa Timur.

Di 2024 ini. Lagi-lagi nama Dwi Astutiek kembali mentereng lewat baliho di sudut Surabaya. Dia telah melakukan gerilya politik, dengan mendatangi kantor DPD PSI Kota Surabaya, untuk mengembalikan berkas pendaftaran ‘Bakal Calon Wali Kota Surabaya’ 2024, pada Jumat (7/6/2024).

Kemunculan Dwi Astutiek tentu membuat hajatan demokrasi Pilwali Surabaya 2024 menjadi ramai. Setidaknya, calon petahana Eri Cahyadi punya tambahan pesaing selain Kaesang Pangarep, Ketua Umum PSI, jika benar akan maju jadi Cawali Surabaya. [ram/beq]