Jakarta, Beritasatu.com - Selebgram Fujianti Utami Putri, atau yang akrab disapa Fuji, menolak berdamai dengan mantan manajernya, Batara Ageng. Ia memilih untuk meneruskan kasusnya ke meja hijau.

"Tadi Pak Haji Faisal beserta Fuji telah berbicara kepada penyidik agar kasus anaknya tidak ada perdamaian," jelas kuasa hukum Fuji, Sandy Arifin, saat ditemui di Polres Jakarta Barat, Jumat (12/7/2024).

Sandy menyebut karena tidak ada keinginan berdamai dari pihak Fuji, maka secara otomatis berlanjut ke persidangan.

"Karena Ayah Fuji mengatakan tidak ada perdamaian, tentunya kasus ini akan diproses lebih lanjut sampai ke pengadilan," ungkapnya.

Ia mengaku kehadiran Fuji di Polres Jakarta Barat dalam rangka memperkuat bukti-bukti yang dibutuhkan penyidik untuk menjerat Batara Ageng hingga ke meja hijau.

"Klien kami Fuji dicecar sebanyak 10 hingga 15 pertanyaan, di mana klien kami memperkuat serta memperdalam keterangan-keterangan yang pernah disampaikan tersangka kepada klien kami," ujarnya.

"Kami juga mengirimkan sejumlah file yang kemudian kami serahkan ke penyidik kepolisian berupa bukti tambahan seperti bukti kerja sama saat klien kami bekerja dan sebagainya," tuturnya.

Sementara itu, meski mengaku berat untuk mengikhlaskan uang Rp 1,3 miliar yang dicuri oleh Batara Ageng, Fuji menyerahkan segalanya kepada Sang Pencipta.

"Kalau dibilang mengikhlaskan, jujur berat banget ya pertanyaannya. Namun, aku ikutin proses hukum karena polisi yang lebih paham soal kasus aku ini," lanjutnya.

"Aku tidak mau menaruh dendam di hati, karena aku capek banget selama 1 tahun ini, dan aku tidak pernah bernapas lega jadi lebih baik tidak dipikirkan dan tidak sakit hati," tandasnya.

Sebelumnya, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Andri Kurniawan menyampaikan, Batara Ageng mengakui telah mengambil uang Fuji Rp 1,3 miliar dari pembayaran brand dan agen untuk 21 pekerjaan yang dilakukan Fuji.

Bayaran tersebut masuk ke rekeningnya, tetapi tidak dilaporkan kepada Fuji. Saat ini uang tersebut telah habis dipakai BA untuk keperluan pribadinya.