Sentimen
Netral (76%)
12 Jul 2024 : 14.43
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Wuling

Ketar-ketir Dijegal AS & Eropa, Produsen EV China Kabur ke RI dan Turki

12 Jul 2024 : 21.43 Views 1

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta -

Pemerintah Indonesia berupaya memanfaatkan keputusan sejumlah negara yang menjegal produk electric vehicle (EV) atau mobil listrik dari China. Sebagai informasi, Amerika Serikat (AS) belum lama ini menaikkan pajak impor EV dari China menjadi 100%, sementara Uni Eropa sebesar 38%.

Menurut Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Syahroni Ahmad keputusan AS dan Uni Eropa membuat produsen EV di China ketar-ketir. Mereka kini menyasar negara lain sebagai lokasi produksi, termasuk Indonesia dan Turki.

"EV kita gencar mempromosikan peluang investasi di Indonesia, terutama setelah adanya kebijakan impor dari AS yang menaikkan 100% impor EV dari China. Kemudian Uni Eropa juga menaikkan pajak 38% dari China," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2024).

"Sehingga produsen utama EV China mereka cukup ketar-ketir, dan mereka berencana produksi di negara-negara lain, termasuk di Turki dan Indonesia," sambung dia.

Ia menyebut sejumlah perusahaan mobil listrik China sudah masuk ke Indonesia, seperti BYD dan Wuling. Syahroni juga memberi sinyal bakal ada tambahan tiga investor lagi dari China yang sudah menemui Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, namun belum bisa dibocorkan identitasnya.

"Dan kemarin sudah datang tiga perusahaan lagi ketemu dengan Pak Menteri, tapi ini belum bisa di-publish," imbuhnya.

Di sisi lain Indonesia juga terus memperkuat ekosistem kendaraan Listrik, mulai dari penyediaan stasiun pengisian daya serta keterlibatan Indonesia mengembangkan bahan baku baterai kendaraan listrik. Dalam hal ini pemerintah menggandeng Jepang, Korea Selatan, hingga China.

Menurut Syahroni Jepang berencana mengembangkan investasi daur ulang baterai kendaraan listrik di Indonesia. Sementara Korea Selatan ingin mendirikan pusat testing baterai yang juga untuk kebutuhan daur ulang.

Nantinya baterai mobil listrik yang mulai menurun kualitasnya akan dikelompokkan menjadi grade A, B, dan C. Baterai tersebut lalu dialihkan ke motor listrik, sepeda listrik, hingga lampu penerangan jalan sesuai dengan tingkatannya.

(ily/kil)

Sentimen: netral (76.2%)