Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Grup Musik: BTS
Kab/Kota: Washington
Tokoh Terkait
Satelit Starlink Elon Musk Diizinkan Masuk RI, Apa Istimewanya?
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan hak labuh kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) untuk penyelenggaraan jaringan tetap tertutup Starlink. Lalu apa uniknya layanan satelit milik Elon Musk, manusia terkaya di dunia, ini?
"Hak labuh memungkinkan Starlink dapat menjual kapasitas satelit Starlink kepada Telkomsat untuk memenuhi kebutuhan pita backhaul Telkomsat," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, kepada CNNIndonesia.com lewat pesan singkat, Jumat (10/6).
Menurut Peraturan Menteri Kominfo Nomor 21 tahun 2014, Hak Labuh (Landing Right) Satelit adalah hak untuk menggunakan satelit asing yang diberikan oleh Menteri kepada Penyelenggara Telekomunikasi atau Lembaga Penyiaran.
Artinya, satelit Starlink boleh jadi akan disewa oleh Telkomsat untuk memberi layanan jaringan internet tertutup ke pelanggan korporat.
Lalu, seberapa hebat satelit tersebut?
Starlink adalah konstelasi satelit yang dikembangkan Space X pada 2015. Proyek ini bertujuan memberi akses internet kepada seluruh masyarakat dunia.
Mengutip situs resminya, Starlink diklaim punya beberapa keunggulan. Selain akses internet yang cepat, perangkat Starlink juga mudah untuk dirakit dan tidak menyebabkan polusi cahaya. Alhasil, pengguna di wilayah pedesaan bisa tetap menikmati langit malam dengan taburan bintang.
"Starlink didesain untuk mengantarkan internet dengan super cepat, bahkan ke tempat dengan akses yang kurang, terlalu mahal, atau bahkan tidak tersedia," demikian pernyataan Starlink.
Pertama kali diumumkan ke publik pada Januari 2015, sejalan dengan pembukaan fasilitas pengembangan SpaceX di Redmond, Washington, Amerika Serikat, satelit Starlink diluncurkan ke angkasa pada 2019.
Satelit ini mengorbit di tiga level ketinggian yang rendah atau Low Earth Orbit (LEO) demi menjangkau daerah yang tidak ada fiber optik atau Base Transceiver Station (BTS).
Yakni, orbit setinggi 340 km di atas permukaan Bumi, orbit dengan ketinggian 550 km, serta 1.200 km.
Karena rendahnya orbit, satu satelit hanya bisa menjangkau area yang jauh lebih kecil. Alhasil, sistemnya membutuhkan jumlah satelit yang lebih besar untuk menyediakan layanan ke seluruh penjuru Bumi.
Dalam satu peluncuran, SpaceX bisa mengangkut puluhan hingga ratusan satelit Starlink ke luar angkasa. Satu satelit Starlink ini memiliki bobot 227 kg hingga 295 kg.
Karena Starlink ditempatkan di orbit Bumi yang rendah, yaitu sekitar 350 mil (563,7 km), SpaceX mengklaim latensi atau kecepatan internet antara 25 ms dan 35 ms. Hal itu dinilai cukup cepat hingga memungkinkannya menghasilkan kecepatan internet sampai 1Gbps.
"Dengan kecepatan tinggi dan latensi serendah 20 ms di sebagian besar lokasi, Starlink memungkinkan melakukan panggilan video, game online, streaming, dan aktivitas kecepatan data tinggi lainnya yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan dengan satelit internet lainnya," klaim Starlink.
Apa itu Backhaul?
Sementara itu mengutip The Business Professor, Backhaul merupakan istilah yang merujuk kepada bagian dari jaringan satelit yang berfungsi sebagai perantara antara jaringan utama dan cabang-cabangnya.
Backhaul digunakan untuk mendistribuskan jaringan kepada saluran lain yang lebih kecil alias menghubungkan antara jaringan pusat kepada jaringan individu atau publik.
Mengutip situs PSN, pita backhaul digunakan jaringan untuk menghubungkan data yang dikirim dari BTS (Based Transceiver Satellite) ke BSC (Based Station Controller) dan BSC ke MSC (Mobile Switching Center) melalui jaringan lain atau link jaringan internal.
Sistem ini diterapkan untuk menjangkau daerah-daerah di pelosok Indonesia yang tidak memiliki jaringan telekomunikasi terrestrial.
"Untuk itu Telkomsat membangun Gateway Station - Teresterial Component untuk menerima layanan kapasitas satelit dari Starlink," ujar dia.
(lth/arh)[Gambas:Video CNN]
Sentimen: positif (99.8%)