Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: New York, Washington
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
2 Alasan NASA Bentuk Tim Ilmuwan untuk Selidiki UFO
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) turut menyelidiki benda terbang tak dikenal alias unidentified flying object (UFO) lantaran sejumlah temuan misterius oleh instansi pemerintah lain. Terlepas dari itu, badan ini mengaku belum ada bukti UFO berasal dari luar Bumi.
Alih-alih menyebutnya UFO, yang lazim di telinga publik, Pemerintah AS lebih memilih memberinya sebutan Unidentified Aerial Phenomena atau UAP.
Mengutip Live Science, NASA mengumumkan pembentukan tim ilmuwan ini pada Jumat (10/6). Nantinya, para ahli akan meneliti data yang relevan dari sejumlah penampakan obyek yang diduga UFO.
Sejauh ini, ada 144 penampakan UAP yang terdeteksi. Sebanyak 18 di antaranya menunjukkan perilaku yang tidak biasa. UAP-UAP itu ada yang tetap diam di udara, bergerak melawan arah angin, atau tiba-tiba melesat dengan kecepatan yang luar biasa.
Studi NASA soal UAP ini akan dipimpin oleh astrofisikawan, David Spergel dan Daniel Evan selaku Asisten Deputi Administrator untuk riset di Direktorat Misi Sains NASA.
"Melihat kekurangan dari observasi ini. Tugas pertama kami secara sederhana adalah mengumpulkan sebanyak apapun data," katanya.
"Kami akan mengidentifikasi data yang ada baik itu dari sipil, pemerintah, lembaga non-profit, perusahaan. Kemudian, kami akan melihat bagaimana cara terbaik menganalisanya," kata Spergel.
Inisiatif NASA ini hanya berselang sekitar tiga pekan dari rapat dengar pendapat di Kongres AS soal UAP. Dalam rapat itu, Departemen Pertahanan AS memperlihatkan sebuah video penampakan UFO.
"Saya tidak punya penjelasan obyek apa itu," kata Scott W. Bray, Wakil Direktur Intelijen Angkatan Laut, merujuk kepada obyek spiral yang ada di video.
Mengutip Washington Post, rapat ini merupakan yang pertama kali dalam 50 tahun terakhir yang menyediakan testimoni kepada publik.
Soal alasan yang memicu NASA menyelidiki UFO atau UAP ini, berikut paparannya:
1. Proyek-proyek Pendahulu
Pertama, Project Blue Book 1969. Ini merupakan proyek terbuka Pemerintah AS yang terakhir yang menyelidiki fenomena UAP.
Hasilnya, proyek Angkatan Udara AS ini "berakhir dengan anggapan bahwa benda terbang yang tidak dapat dijelaskan tak terverifikasi, dan tidak ada yang pernah dinilai sebagai ancaman terhadap keamanan nasional".
Kedua, proyek rahasia Pentagon. Pada 2017, Politico dan The New York Times merilis seri laporan soal kantor penelitian rahasia Pentagon terhadap UFO. Laporan tersebut melibatkan kesaksian dari pilot Angkatan Laut dan kru radar yang telah menemukan objek udara aneh hampir "setiap hari."
Menyusul laporan ini, Presiden Donald Trump memasukkan persyaratan dalam RUU Penanggulangan Covid Desember 2020 yang mengamanatkan bahwa direktur intelijen nasional dan menteri pertahanan membuat laporan tentang apa yang diketahui pemerintah tentang UAP.
Presiden AS Joe Biden pun, lewat Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional, meminta militer membuat kantor baru untuk menyelidiki UAP, di samping membuat laporan tahunan dan pengarahan setengah tahunan kepada Kongres.
Laporan sembilan halaman pada 2021 dan audiensi publik bulan lalu tak memberi kesimpulan signifikan soal UAP yang "sebagian besar tidak meyakinkan", sambil membantah bahwa penampakan itu terkait dengan tes rahasia oleh militer AS.
Studi tersebut hanya dapat menjelaskan salah satu penampakan (yang ternyata adalah balon besar yang mengempis), dengan mengatakan bahwa "kami saat ini kekurangan data untuk menunjukkan bahwa UAP adalah bagian dari program pengumpulan [data oleh pihak] asing atau indikasi kemajuan teknologi besar oleh musuh potensial."
2. Masalah keamanan nasional
Dalam rapat dengan DPR AS, Pentagon mempublikasikan beberapa video objek misterius yang menunjukkan kecepatan dan kemampuan manuver melebihi teknologi penerbangan yang diketahui serta tidak memiliki sarana penggerak atau kontrol penerbangan yang terlihat.
"Fenomena tak dikenal di atmosfer menarik bagi keamanan nasional dan keselamatan udara. Menetapkan peristiwa alami untuk memberikan langkah penting pertama untuk mengidentifikasi fenomena tersebut, yang sejalan dengan salah satu tujuan NASA untuk memastikan keselamatan pesawat," dikutip dari rilis resmi NASA yang dilansir Reuters.
Laporan tahun lalu mengatakan analis pertahanan dan intelijen AS tidak memiliki data yang cukup untuk menentukan sifat UAP yang diamati oleh pilot militer. Termasuk, memastikan apakah itu teknologi canggih, atmosfer, atau benda asal luar angkasa.
"Tidak ada bukti bahwa UAP berasal dari luar bumi," NASA merespons itu.
Meskipun demikian, Pemerintah AS, yang tengah berseteru dengan China dan Rusia, tetap menyelidikinya dengan alasan keamanan nasional dan keselamatan udara. Kesaksian ahli pertahanan pada rapat Mei menggambarkan bagaimana UAP 11 kali nyaris menabrak pesawat militer AS.
Subkomite Kongres juga mendengar bahwa beberapa insiden juga terjadi di fasilitas nuklir yang sensitif, seperti Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom di Montana yang melihat 10 rudal balistik antarbenua (ICBM) berhulu ledak nuklir yang tidak dapat dioperasikan setelah bola merah menyala yang terlihat di atas kepala.
(lth/arh)
Sentimen: negatif (100%)