Bikin Rupiah Tertekan, Bos BI Ungkap Penyebab Dolar AS Menguat
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta -
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan penyebab menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) hingga menekan sejumlah nilai tukar di negara emerging market termasuk rupiah. Hal itu dikarenakan ketidakpastian pasar keuangan dunia masih tinggi.
Perry mengatakan ketidakpastian pasar keuangan dunia yang masih tinggi terlihat dari meningkatnya yield surat utang pemerintah AS dan inflasi yang masih tinggi.
"Perkembangan ini mendorong berlanjutnya penguatan dolar AS secara global karena terbatasnya aliran modal asing dan meningkatnya tekanan pelemahan nilai tukar di negara emerging market," kata Perry dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Perry menyebut perlu adanya respons kebijakan dari pemangku kebijakan di Indonesia untuk menghadapi kondisi yang terjadi tersebut.
Berdasarkan catatan BI, nilai tukar rupiah melemah sebesar 2,02% year to date (ytd) dibandingkan level pada akhir Desember 2023. Meski begitu, kondisi itu dinilai lebih baik dibandingkan pelemahan nilai tukar di beberapa negara.
"Lebih baik dibandingkan dengan Ringgit Malaysia, Won Korea dan Baht Thailand yang masing-masing melemah sebesar 3,02%, 3,87% dan 5,39%," ucap Perry.
Mengutip data RTI, Rabu (20/3), dolar AS berada di level tertingginya pada Rp 15.716 dan terendahnya Rp 15.685. Dolar AS menguat 8 poin (0,05%).
Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan stabil dengan kecenderungan menguat. Hal itu didorong oleh kembali masuknya aliran modal asing sejalan dengan tetap terjaganya persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia.
"Selain, itu, kebijakan stabilisasi BI dan penguatan strategi operasi moneter pro market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI dan SUVBI juga mendukung prospek penguatan nilai tukar rupiah ke depan," tegas Perry.
(aid/das)
Sentimen: negatif (72.7%)