Sentimen
Negatif (93%)
9 Jul 2024 : 19.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya

Tokoh Terkait

Pakar Siber Wanti-wanti PDNS Berisiko Kebobolan Lagi, Kok Bisa?

Bisnis.com Bisnis.com Jenis Media: Tekno

9 Jul 2024 : 19.45

Bisnis.com, JAKARTA — Pakar keamanan siber mengingatkan bahwa ransomware yang telah melumpuhkan sistem layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Surabaya berisiko terulang kembali. 

Ketua Indonesia Cyber Security Forum Ardi Sutedja mengatakan bahwa ada banyak parameter yang harus diperhatikan untuk memastikan agar sistem PDNS terbebas dari susupan virus atau ransomware.

“Harus diingat, ya, yang namanya ransomware itu bukan sekali, dia akan kena berkali-kali kalau tidak melakukan sanitasi terhadap seluruh sistemnya,” kata Ardi saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/7/2024).

Untuk itu, dia menjelaskan bahwa perlu dilakukan pembersihan total agar PDNS tidak terkena malware. “Kalau tidak disanitasi bersih, dia akan kena lagi, kita nggak tahu kapan. Karena sekali dia masuk, dia sudah membuat sistemnya rusak, cacat, ada celah, backdoor,” jelasnya.

Dikutip dari Malwarebytes, Selasa (9/7/2024P), dalam dunia keamanan siber, backdoor atau pintu belakang mengacu pada metode apapun yang memungkinkan pengguna yang sah dan tidak sah untuk menghindari tindakan keamanan normal dan mendapatkan akses pengguna tingkat tinggi pada sistem komputer, jaringan, atau aplikasi perangkat lunak (software).

Dalam kasus PDNS, peretas telah dikhawatirkan telah memiliki backdoor yang memungkinkan peretas untuk masuk kembali. 

Ardi pun melihat bahwa serangan backdoor  bisa mengelabui sistem pengamanan yang sudah terpasang di PDNS. Apalagi, dia menyebut saat ini sudah memasuki era perang siber. “Karena malware yang masuk itu sudah senjata, dia bisa masuk, menghapus, dia bisa menghapus data, inilah perang yang sebenarnya kita hadapi,” jelasnya.

Meski demikian, Ardi memandang bahwa proses pemulihan sistem PDNS 2 sudah mulai berjalan meski tidak tahun kapan akan selesai.

Sebab, lanjutnya, jika PDNS terkena insiden maka tidak akan mudah untuk melakukan pemulihan dan restorasi lantaran data yang berlimpah. Begitu pun dengan teknologi dan infrastruktur yang harus dilakukan pengecekan sat per satu.

“Karena yang masuk itu kan ibaratnya virus yang masuk ke dalam tubuh, dan di dalam tubuh kita nggak tahu dampaknya. Ini harus dilihat satu per satu mana yang masih bisa dipertahankan, mana yang terinfeksi, makanya SDM-nya banyak,” tandasnya.

Sentimen: negatif (93.4%)