Revitalisasi Pasar Kranji Mangkrak 5 Tahun, Pedagang Unjuk Rasa ke Balai Kota Bekasi Megapolitan 8 Juli 2024
Kompas.com Jenis Media: Metropolitan
8 Jul 2024 : 19.21
Revitalisasi Pasar Kranji Mangkrak 5 Tahun, Pedagang Unjuk Rasa ke Balai Kota Bekasi
Tim Redaksi
BEKASI, KOMPAS.com
- Mahasiswa dan pedagang
Pasar Kranji
melakukan aksi unjuk rasa menuntut kelanjutan pembangunan Pasar Kranji yang mangkrak selama lima tahun.
Salah satu pedagang Pasar Kranji, Ahmad Supendi (55), meminta Pemerintah Kota Bekasi memutuskan kontrak PT Annisa Bintang Blitar (ABB) selalu pemenang lelang proyek.
"Pemkot Bekasi segera putus kontrak PT ABB dan bongkar seng yang mengganggu aktivitas lalu lintas jalan serta pedagang," ujar Ahmad di depan Balai Kota Bekasi, Senin (8/7/2024).
Ahmad memandang PT ABB tidak memiliki modal yang cukup untuk membangun Pasar Kranji. Selain itu, ia mempertanyakan kesanggupan PT ABB meneruskan proyek ini setelah direktur mereka ditangkap Kejaksaan Negeri karena terjerat kasus tindak pidana penipuan dan atau penggelapan sebagaimana dilaporkan mitranya.
"Direktur PT ABB sudah jadi tersangka, artinya mereka sudah tidak sanggup dong, makanya sekarang putus hubungan kerja sama," tambah Ahmad.
Ahmad menjelaskan, dalam kontrak disepakati pembangunan berlangsung selama 2 tahun atau sejak 27 Desember 2019. Namun, hingga kini belum ada bangunan memadai.
Menurut Ahmad, pedagang cukup bersemangat menyambut
revitalisasi Pasar Kranji
. Hal ini terlihat dari sejumlah pedagang yang sudah melakukan pembayaran uang muka atau
down payment
(DP) untuk lapak atau kios dan sudah terkumpul sekitar Rp 23 miliar.
"Artinya pedagang percaya. Misalkan Rp 23 miliar kita bangun, otomatis presentase pembangunan 25 persen. Tetapi ini sampai sekarang belum ada bangunan untuk pedagang," kata Ahmad.
Selain itu, penarikan uang dari pedagang jumlahnya cukup variatif, yakni mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 50 juta. Menurut Ahmad, pembayaran DP dilengkapi bukti kuitansi.
Lima tahun berselang, kata Ahmad, pedagang di Pasar Kranji yang semula berjumlah 1.800 pedagang, kini tersisa 900 pedagang saja.
"(Tinggal) 900. Alasan bertahan, mereka mau kemana lagi? Melanjutkan hidup saja," ujar Ahmad.
Menurut Ahmad, saat ini pedagang menempati tempat penampungan sementara karena bangunan Pasar Kranji sudah dirobohkan.
"Tempat penampungan sementara, yang tadinya mereka di kios lama ukuran 3x3 meter, sekarang jadi 1,5x3 meter," ujar Ahmad.
Ahmad juga bingung, mengapa dari empat pasar di Kota Bekasi yang sedang direvitalisasi, hanya Pasar Kranji yang bermasalah.
Pihak Pemkot yang menemui massa aksi, yakni Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi Romi Payan, belum bisa memutuskan terkait tuntutan pedagang.
"Demo ini keputusannya setelah sertijab Kepala Dinas (dilakukan) Rabu atau Kamis, akan melakukan audiensi pedagang," ujar Romi Payana.
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (99.6%)