Kominfo Bantah Proyek Satelit HBS Disetop Gegara Starlink Mau Masuk RI
Detik.com Jenis Media: Tekno
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) buka suara terkait penghentian proyek Hot Backup Satellite (HBS) dilakukan pemerintah seiring akan masuknya satelit internet Starlink.
Satelit HBS disetop di tengah jalan, padahal proses pengerjaannya sudah mencapai lebih dari 80% dan ditargetkan meluncur tahun 2023.
Sementara itu, dikabarkan satelit low earth orbit milik Elon Musk, yakni Starlink, akan memperluas jangkauan pasarnya di Indonesia. Setelah sebelumnya terjun di sektor korporasi, kini mereka ingin menyasar pasar ritel.
"Tidak-tidak seperti itu (proyek HBS dihentikan gara-gara Starlink). Itu kan baru belakangan," bantah Direktur Jenderal Informasi Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo, Usman Kansong di Jakarta, Senin (23/10/2023).
Disampaikan Usman, proyek HBS ini dinilai terlalu besar. Sebagai informasi, Kominfo melakukan pengadaan satelit cadangan Satria-1 itu nilainya mencapai Rp 5,2 triliun.
Sementara itu, satelit Satria-1 sudah berhasil diluncurkan ke slot orbit 146 derajat Bujur Timur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada 18 Juni lalu.
"Kita sendiri masih harus siapkan anggaran untuk apa, Satria-1. Dia kan begitu masuk orbit, butuh anggaran lainnya, anggaran perawatan. Kalau yang tadi itu, proyeksi saja," ucap Usman.
Adapun proyek satelit HBS dihentikan berdasarkan rekomendasikan Satgas Bakti Kominfo yang sudah dibentuk Menkominfo Budi Arie Setiadi untuk meninjau sejumlah proyek infrastruktur telekomunikasi yang dikerjakan oleh badan layanan umum (BLU) di bawah Kominfo itu.
"Jadi manfaat secara umum tidak spesifik, kebetulan saja Starlink mau masuk walaupun belum jelas juga begitu kan, karena mereka berat. Keberatan persyaratan yang kita ajukan," kata Usman.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Satgas Bakti Kominfo Sarwoto Atmosutarno bahwa pihaknya telah mengkaji usulan dan menyetujui pengakhiran lebih awal Kontrak HBS setelah aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional Satria-1 yang telah meluncur dengan sukses dianalisa oleh Manajemen Bakti.
"Satgas Bakti Kominfo telah menerima dan memberi rekomendasi terkait governance, risk, and compliance atas pengakhiran kontrak hot backup satellite yang disampaikan oleh Direktur Utama Bakti Kominfo (19 Oktober 2023)," sambungnya.
Disampaikan Sarwoto, satgas juga memastikan bahwa manajemen Bakti telah melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi-lokasi layanan publik serta mengkordinasikan pengakhiran ini dengan Kemitraan Nusantara Jaya (KNJ) yang terdiri dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.
Pengadaan proyek satelit HBS ini mencapai Rp 5,2 triliun. Pembayaran yang telah dilakukan oleh Pemerintah adalah senilai Rp 3,5 triliun ditambah cost of money dan akan dikembalikan oleh Kemitraan Nusantara Jaya (KNJ).
(agt/fay)
Sentimen: positif (96.6%)