Sentimen
Netral (99%)
8 Jul 2024 : 15.22
Informasi Tambahan

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

Ada Kebakaran Pabrik Nikel di Mei 2024, Ini Dia Pemiliknya

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

8 Jul 2024 : 15.22

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Mei 2024 kembali terjadi kebakaran di salah satu fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel yang berlokasi di Desa Pendingin, Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Dari insiden tersebut, tercatat dua orang mengalami luka-luka. Peristiwa ini ternyata bukan kali pertama. Sebelumnya, kebakaran juga sampan terjadi pada Oktober 2023 lalu.

Lantas, siapa sebenarnya pengelola dan pemilik smelter nikel tersebut?

Ternyata, smelter ini merupakan milik PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) .

Smelter nikel ini baru saja diresmikan operasionalnya oleh Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor dan Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah pada 19 September 2023 lalu.

Pada tahap pertama, PT KFI akan membangun 18 line smelter feronikel dental kapasitas produksi 1,41 juta ton feronikel per tahun, dengan kandungan 11,50% logam nikel (Ni).

Berada di lahan 330 Ha, smelter nikel ini akan dibangun ke dalam beberapa tahap dalam waktu 60 bulan. Tahap berikutnya perusahaan akan membangun pabrik pengolahan nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), pabrik stainless steel hingga pabrik baterai nikel lithium yang memproses nikel cobalt sulfat.

PT KFI beroperasi dengan memegang Izin Usaha Industri (IUI) dari Kementerian Perindustrian.

Belum diketahui pasti siapa pemegang saham dari PT KFI ini. Namun, pada saat peresmian September 2023 lalu, Generał Manager dari smelter PT KFI ini merupakan warga negara asing (WNA), bernama Zhou Bo.

Bahkan, perusahaan smelter ini baru saja diketahui tidak memiliki Direktur Utama. Hal ini terungkap saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi VII DPR RI dan PT KFI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (08/07/2024).

Adapun yang mewakili PT KFI pada RDPU dengan Komisi VII DPR adalah Muhammad Ardhi Soemargo. Ardhi bukanlah salah satu Direksi dari PT KFI, melainkan Direktur Utama PT Nityasa Prima sebagai mitra lokal dari konsorsium PT KFI.

"Saya ingin menyampaikan, bahwa PT itu bukan secara internal kami yang melakukan, PT itu mendapat masukan dari notaris, mungkin ini menjadi bahan pertimbangan kami," ungkap Muhammad Ardhi, di Gedung DPR, Senin (8/7/2024).

Muhammad Ardhi menambahkan lagi, bahwa sejatinya posisi direktur itu tadinya hanya satu, pada saat pendirian PT, terjadi perubahan ditambah 2 orang direktur.

"Memang tidak mengangkat satu Dirut sesuai dengan UU PT. Ini jadi bahan kami untuk disampaikan ke stakeholder bahwa bukan seperti ini, dan ini masukan besar buat kami untuk menyampaikan," ungkap dia.

Pada kesempatan rapat dengan Komisi VII DPR RI ini, dia pun mengungkapkan detik-detik kebakaran yang terjadi pada area smelter nikel milik perusahaan berlokasi di Desa Pendingin, Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Ardhi Soemargo menjelaskan, kebakaran terjadi pada Kamis, 16 Mei 2024. Adapun insiden ini terjadi karena adanya letupan keras di sisi pembuangan slag nikel. Akibatnya, kejadian tersebut menimbulkan percikan api. Ia pun menegaskan bahwa kebakaran yang terjadi bukan bagian dari Smelter milik perusahaan.

"Dia letupan di limbah. Bukan bagian dari smelter. Letupan itu mengakibatkan adanya percikan yang menyebabkan kebakaran tapi tidak berlangsung lama. Disampaikan bahwa ada 2 orang yang terkena luka-luka ringan," kata dia dalam RDPU bersama Komisi VII DPR, Senin (8/7/2024).

Guna mengantisipasi insiden tersebut tidak terulang kembali, Ardhi menyatakan bahwa pihaknya langsung melakukan konstruksi penambahan besar kolam tampung nickel slag. Selain itu pihaknya juga menambahkan 2 titik saluran air untuk memperbesar debit air.

"Itu yang kami lakukan. Tembok kami tinggikan sampai dengan 10 meter untuk tidak lagi terjadi ketika letupan tidak lagi menyebabkan kebakaran," katanya.

Langkah berikutnya yakni memberikan indikator water level di tampung nickel slag untuk menjadi tanda yang lebih optimal.

"Di luar dari kejadian, kami disampaikan kepada perindustrian untuk selalu mempertahankan. Kami mempertahankan untuk perawatan rutin kalibrasi alat-alat sehingga kalau pun ada kejadian sesuatu, kami diminta langsung berkoordinasi dengan perusahaan yang manufaktur alat," tambahnya.


(wia)

Sentimen: netral (99.6%)