Sentimen
Negatif (97%)
9 Jun 2022 : 15.43
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Magelang

6 Alasan Pengunjung Borobudur Harus Dibatasi, Lantai Aus-Vandalisme

9 Jun 2022 : 15.43 Views 7

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno

Jakarta, CNN Indonesia --

Pengunjung ke Candi Borobudur mestinya memang dibatasi demi menjaga kelanggengannya. Studi terkini menunjukkan lantai benda purbakala itu aus 0,175 cm per tahun akibat gesekan dengan kaki pengunjung.

Sebelumnya, rumah ibadah umat Buddha yang dibangun 1.197 tahun lalu itu menjadi buah bibir setelah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mewacanakan kenaikan tiket masuknya menjadi Rp750 ribu.

Menurut dia, kenaikan itu dilakukan demi menjaga kelestarian Borobudur. Perubahan harga tiket itu seiring dengan pembatasan atau kuota 1.200 wisatawan dalam sehari.

"Kami juga sepakat untuk membatasi kuota turis sebanyak 1.200 orang per hari, dengan biaya US$100 untuk wisatawan mancanegara dan turis domestik sebesar Rp750 ribu. Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5.000 rupiah saja," katanya dikutip dari akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Senin (6/6).

Mengutip akun instagram Konservasi Borobudur, @konservasiborobudur, ada enam alasan kunjungan ke Borobudur harus dibatasi. Berikut alasan selengkapnya.

Gesekan Lantai

Pihak Konservasi menjelaskan gesekan alas kaki pengunjung dapat menyebabkan keausan atau lapisan lantai Candi Borobudur kian tipis. Pengikisan lantai terjadi 0,175 cm per tahun.

Pengunjung pun diminta menggunakan alas kaki khusus (upanat). Selain untuk kelestarian Candi, penggunaan upanat juga diharapkan membantu memberdayakan masyarakat di kawasan sekitar Candi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pun mengungkapkan rencana penggunaan upanat untuk kepentingan konservasi Borobudur.

Pengunjung juga diimbau jika hendak menikmati Borobudur tidak harus naik ke struktur candi, agar tidak merusak kontur di wilayah situs yang pernah masuk ke tujuh keajaiban dunia itu.

Tekanan Jumlah Pengunjung

Pembatasan jumlah pengunjung menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian situs Candi Borobudur, baik fisik maupun non fisik.

Berdasarkan kajian berjudul 'Physical Carrying Capacity (Daya Dukung Fisik) Candi Borobudur' yang ditulis Isni Wahyuningsih, Koordinator Kelompok Kerja Dokumentasi dan Publikasi Balai Konservasi Borobudur, pengunjung yang dapat naik ke struktur candi maksimal 1.259 orang per hari.

Namun, idelnya adalah 128 orang per kunjungan demi kenyamanan dan eksplorasi maksimal terhadap relief candi.

Minimnya Pengalaman Pengunjung

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur mencapai 3,66 juta pada 2018. Angka tersebut naik menjadi 3,75 juta pada 2019, lalu turun menjadi 965.699 pada 2020.

Tingginya tingkat pengunjung itu tidak dibarengi dengan wawasan soal Borobudur. Pengunjung pun disarankan melibatkan pemandu wisata agar mendapat edukasi. Hal itu dianggap bisa membuat pengunjung teredukasi dan menambah pengalaman pengunjung.

Lewat akun Instagram-nya, mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menyorot perilaku pengunjung yang terlihat asyik duduk di stupa, bahkan banyak juga yang memanjat hingga atas stupa.

Padahal, pengelola Candi Borobudur telah menuliskan larangan untuk duduk di atas stupa.

Tumpukan Sampah dari Pengunjung

Sampah yang menumpuk dari pengunjung candi menjadi salah satu alasan mengapa pengunjung di Candi Borobudur dibatas. Sejumlah wisatawan terkadang membuang sampah tidak pada tempatnya, sehingga mengotori wilayah Borobudur.

Tindakan Vandalisme

Sebagai tempat wisata sekaligus ibadah, kebersihan lokasi menjadi sorotan. Akun Instagram resmi Balai Konservasi Borobudur mengatakan tindakan vandalisme jadi salah satu alasan pembatasan pengunjung.

Isni, dalam kajiannya, mengungkap sejumlah contoh vandalisme pengunjung yang membahayakan batu-batu candi. Yakni, memanjat dinding candi/stupa, coret-coret, menggeser posisi batu, menggores/mencungkil batu atau relief candi, sampah.

Degradasi Relief Candi

Degradasi kondisi relief di Candi Borobudur juga menjadi alasan pengujung harus dibatasi. Candi Borobudur dihiasi 2.672 relief yang isinya naratif dan dekoratif, serta terdapat 504 arca Buddha.

Dengan banyaknya ukiran ini dianggap sebagai relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.

Relief di bagian dasar dinding candi menceritakan kisah Karmawibhangga yang menggambarkan kehidupan, perilaku, dan lingkungan manusia.

Sedangkan relief Jataka di tingkat bagian atas candi mengisahkan tentang kehidupan Buddha sebelumnya menjadi dewa, lalu ada manusia dalam berbagai profesi dan hewan.

Kemudian untuk satu set 120 relief pada platform dinding pertama candi yaitu Lalitavistara, menggambarkan seputar kehidupan Pangeran Siddharta sejak lahir hingga pencerahan.

(lth/lth)

Sentimen: negatif (97%)