Alasan Elon Musk Ancam Batalkan Beli Twitter, Denda Rp14,6 T Menanti
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNN Indonesia --
Miliarder Elon Musk meminta Twitter segera menyerahkan data akun bot. Jika tidak, ia mengancam untuk membatalkan kesepakatan Twitter seharga US$44 miliar.
Pria kelahiran Afrika Selatan ini mengklaim Twitter menahan data tentang akun bot atau akun palsu sejak Mei lalu. Bahkan, The Free Press Journal melaporkan Elon Musk meminta Twitter untuk membuktikan bahwa akun bot membuat pengikutnya berkurang sebanyak 5 persen.
Dalam surat yang diajukan ke Securities and Exchange Commission pada hari Senin, (6/6), pengacara Musk mengatakan Twitter menolak mengungkap data tersebut. Padahal sebagai calon pembeli, Musk disebut berhal untuk mengetahui informasi tersebut berdasarkan perjanjian kesepakatan pembelian mengutip freepressjournal.
"Sebagai calon pemilik Twitter, Mr Musk jelas berhak atas data yang diminta untuk memungkinkan dia mempersiapkan transisi bisnis Twitter ke kepemilikannya dan untuk memfasilitasi pembiayaan transaksinya. Untuk melakukan keduanya, dia harus memiliki pemahaman yang lengkap dan akurat tentang inti model bisnis Twitter - basis pengguna aktifnya," tulis pengacara Mike Ringler dalam surat itu.
"Berdasarkan perilaku Twitter hingga saat ini, dan korespondensi terbaru perusahaan khususnya, Musk yakin perusahaan secara aktif menolak dan menggagalkan hak informasinya," kata surat itu.
"Ini jelas merupakan pelanggaran material terhadap kewajiban Twitter berdasarkan perjanjian merger dan Mr Musk memiliki semua hak yang dihasilkan darinya, termasuk haknya untuk tidak menyelesaikan transaksi dan haknya untuk mengakhiri perjanjian merger."
Apa Itu Spam Bot?
Ancaman pembatalan pembelian Twitter oleh Musk tak lain karena kemarahannya pada "bot spam", akun bot atau akun palsu yang digunakan untuk meledakkan promosi penjualan atau untuk meningkatkan pengaruh seseorang atas hal tertentu.
Bot pada dasarnya adalah program yang memposting tweet otomatis, baik untuk informasi, seperti "quakebot" pemerintah AS, yang menge-tweet detail peristiwa seismik atau hiburan.
Musk merupakan salah satu pemilik akun Twitter yang paling banyak pengikutnya. Ia juga menjadi salah satu penggunan paling aktif yang namanya sering ditiru oleh akun palsu yang mempromosikan penipuan cryptocurrency.
Musk mengatakan itu juga masalah bagi pengiklan yang memasang iklan di platform berdasarkan berapa banyak orang yang ingin mereka jangkau. Sebab itu, keberadaan akun bot beserta jumlahnya menjadi titik penting dalam kesepakatan.
Twitter telah lama mengungkapkan bahwa mereka memiliki "jumlah akun palsu atau spam" tetapi memperkirakan bahwa mereka terdiri kurang dari 5 persen dari lebih 200 juta pengguna aktif hariannya.
Musk bersikeras bahwa perusahaan telah meremehkan mereka dan telah menuntut agar Twitter menyerahkan data internalnya untuk dia periksa. Belium dapat dipastikan apakah Musk secara hukum dapat menuntut informasi tersebut setelah menolak haknya untuk melakukan "uji tuntas" pada akuntansi dan operasi internal Twitter.
Bisakah Musk Mundur Sekarang?
Para ahli mengatakan Musk tidak dapat secara sepihak menunda kesepakatan. Jika dia pergi, dia bisa dikenai biaya perpisahan US$1 miliar (Rp14,6 triliun). Twitter juga bisa menuntut untuk memaksanya menyelesaikan akuisisi dengan persyaratan yang disepakati.
Perjanjian penjualan Twitter memungkinkan Musk untuk keluar dari kesepakatan jika Twitter menyebabkan "efek merugikan secara material", yang didefinisikan sebagai perubahan yang berdampak negatif terhadap bisnis atau kondisi keuangan Twitter.
Menanggapi kemelut tersebut, Juru bicara Twitter Brian Poliakoff mengatakan perusahaan telah bekerja sama dengan Musk dan akan terus berbagi informasi.
"Kami bermaksud untuk menutup transaksi dan menegakkan perjanjian merger dengan harga dan persyaratan yang disepakati," tulis Poliakoff kepada The Verge.
(ttf/mik)
[Gambas:Video CNN]
Sentimen: negatif (100%)