Sentimen
Negatif (100%)
2 Mar 2024 : 17.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya, Kediri, Denpasar, Nganjuk, Banyuwangi, Sidoarjo

Kasus: penganiayaan

Ibu Santri Tewas di Kediri Bantah Dalih Tersangka: Anak Saya Penurut

3 Mar 2024 : 00.00 Views 1

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Nasional

Surabaya, CNN Indonesia --

Suyanti, ibu Bintang Balqis Maulana (14) santri yang tewas di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyyah, Mojo, Kabupaten Kediri, tak terima dengan pernyataan pengacara para tersangka.

Ibu 38 tahun itu keberatan dengan pernyataan pengacara empat tersangka, Rini Puspitasari, yang menyebut bahwa Bintang sulit dinasihati. Hal itu dijadikan alasan para tersangka marah dan melakukan penaniayaan kepada korban.

Padahal kata Suyanti, semasa hidup Bintang selalu menuruti perintahnya. Dia juga yakin anaknya itu tak malas menunaikan kewajiban salat.

"Kalau seperti itu anak saya dibilang susah [dinasihati], saya tidak pernah mengenal anak saya males [salat] selama di rumah," kata Suyanti saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (1/3).

Ia mengakui anaknya agak lambat, namun apapun perintah dan permintaan Suyanti, hal itu selalu dilaksanakan Bintang.

"Memang anaknya agak lemot, tapi dia tetap mengerjakan apa yang diwajibkan," ucapnya.

Dia juga yakin, Bintang anak penurut dan tak pernah membantah jika diperintah salat. Maka ia pun menyayangkan mengapa kakak kelas korban sampai tega melakukan kekerasan.

"Anaknya pendiam, tidak pernah membantah orang tua, tidak pernah sama sekali. Janganlah, enggak usah pakai kekerasan, anak saya pasti mengerjakan, anak saya pasti mengerjakan, tidak usah pakai kekerasan," katanya.

Karena itu, Suyanti pun yakin pengakuan tersangka yang disampaikan oleh pengacaranya itu hanyalah mengada-ada belaka.

Kini, Suyanti hanya ingin ada titik terang di kasus kematian anak ketiganya ini. Ia juga berharap para pelaku dihukum setimpal.

"Mudah-mudahan ada titik terang, saya tidak mau menambahi dan mengurangi, karena dengan kepergian anak saya itu sudah membuat saya sakit sekali," ucap dia.

"Saya ingin dihukum berat semua pihak tersangka dan yang menutup-nutupi kejadian ini," tambah Suyanti.

Sebelumnya, pengacara empat pelaku penganiayaan santri di Kediri hingga tewas, Rini Puspitasari, mengungkap motif kekerasan yang mengakibatkan meninggalnya Bintang Balqis Maulana (14) di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al-Hanifiyyah, Mojo, Kabupaten Kediri.

Rini mengatakan penganiayaan terhadap santri asal Banyuwangi itu bermula saat para pelaku mengaku merasa susah menasihati Bintang, terutama perkara salat berjemaah. Keempat pelaku itu adalah MN (18), MA (18), AK (17) dan AF (16) sepupu korban.

"Keterangan anak-anak (para pelaku) mengakui memukul dan tidak niat biar Bintang sampai gimana. Itu benar-benar emosi sesaat, karena Bintang diomongi tidak manut (nurut)," kata Rini, saat dikonfirmasi, Rabu (28/2)

Para pelaku dan korban tinggal dalam satu kamar di ponpes asuhan Fatihunada alias Gus Fatih itu. Awalnya dua pelaku mengetahui Bintang tidak salat, mereka pun menasihatinya. Peristiwa awal itu terjadi Rabu (21/2).

Karena tak puas dengan jawaban korban, para pelaku kemudian emosi dan melakukan pemukulan kepada Bintang. Perbuatan itu diklaim dilakukan dengan tangan kosong.

Penganiayaan itu dilakukan berulang kali, sampai kondisi korban terus menurun. Hingga pada akhirnya Bintang dinyatakan meninggal dunia Jumat (22/2) dini hari.

Sebelumnya, seorang santri Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Mojo, Kabupaten Kediri, bernama Bintang Balqis Maulana (14) asal Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi tewas dengan kondisi tubuh mengenaskan.

Awalnya, pihak pesantren dan pengantar jenazah menyebut Bintang meninggal usai jatuh terpeleset di kamar mandi. Tapi keluarga curiga setelah melihat darah yang mengucur dari keranda jenazah. Saat kain kafan dibuka, terlihat luka dan lebam di sekujur tubuh korban.

Polres Kediri Kota pun menetapkan empat tersangka dalam kematian Bintang. Mereka yakni MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AK (17) dari Kota Surabaya dan AF (16) sepupu korban asal Denpasar.

Keempatnya merupakan teman sesama santri yang juga kakak kelas korban dalam menempuh pendidikan di pesantren PPTQ Al Hanifiyyah.

(frd/pmg)

[Gambas:Video CNN]

Sentimen: negatif (100%)