Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta, Tiongkok
Tokoh Terkait
7 Komoditas Impor Akan Kena Bea Antidumping dan Tindakan Pengaman
Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengenakan bea masuk anti dumping (BMAD) dan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) terhadap tujuh komoditas impor dari berbagai negara. Hal ini diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkfli Hasan di Yogyakarta, Sabtu (6/7/2024).
Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan memerinci ketujuh item itu, yakni tekstil dan produk tekstil, pakaian jadi, keramik, elektronik, kosmetik, barang tekstil jadi, dan alas kaki.
"Kemarin ratas (tapat terbatas) yang dipimpin Pak Presiden, maka kita putuskan ada tujuh item (penerapan dua bea masuk)," ucapnya pada Sabtu (6/7/2024).
Ia menambahkan bahwa pengenaan BMAD dan BMTP atas tujuh komoditas impor tersebut akan dilihat oleh lembaga pemerintah berwenang, yaitu Komite Anti Damping Indonesia (KADI), dan Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI).
"Kalau KPPI nanti output-nya bea masuk tindakan pengamanan, kalau KADI output-nya bea masuk antidumping. Nanti dilihat tujuh item itu, dalam tiga tahun terakhir ini apakah impornya berlebihan atau naiknya sangat signifikan sehingga mengganggu industri kita," jelasnya.
Ia menyebut sah saja apbila negara melakukan langkah-langkah peningkatan bea masuk ini untuk melindungi industri dalam negeri.
"Memang sah diatur dalam undang undang kita, dan juga dunia. Semua negara bisa melindungi industri ini, tetapi dengan memenuhi prosedur prosedur yang saya sampaikan tadi, ada KADI dan KPPI," katanya.
Untuk besaran BMAD dan BMPT, ia mengatakan akan tertuang dalam aturan yang akan segera diterbitkan. Ia membantah bea masuk dipatok 200%.
"Nanti dihitung, bisa 50%, bisa 100%, bisa sampai 200%. Tergantung seberapa hasil dari KPPI dan KADI," katanya.
Begitu juga dengan negara asal produk impor, ia mengatakan akan menyasar semua negara, tidak hanya Tiongkok. Ia juga sempat menyinggung buah-buahan akan dikenal akan BMAD. Namun saat ini masih berfokus pada 7 komoditas itu.
Sentimen: positif (79.5%)