Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memastikan akan memberantas praktik mafia tanah.

Menurut AHY dalam pemberantasan mafia tanah ini melibatkan Kepolisian dan Kejaksaan Agung.

"Kita akan Gebuk, Gebuk, Gebuk Mafia Tanah! Karena Mafia Tanah menyengsarakan kehidupan rakyat dan merugikan negara," kata AHY dalam unggahan akun Instagram resminya @agusyudhoyono, Sabtu (16/3/2024).

Saat kunjungan kerja di Surabaya AHY menyambangi Polda Jatim untuk berkoordinasi. Koordinasi ini merupakan bukti dan kerja konkrit sinergitas antara Kementerian dengan aparat penegak hukum.

"Hari ini (16/3) di Surabaya, Jawa Timur, kami menunjukkan bukti dan kerja konkrit sinergitas antara Kementerian ATR/BPN, Kepolisian dan Kejaksaan Agung, untuk memberantas Mafia Tanah," ucap AHY.

"Ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Pra-Operasi Pencegahan dan Penyelesaian Tindak Pidana Pertanahan yang diselenggarakan 4-6 Maret lalu," sambung AHY.

AHY menjelaskan, dari data Target Operasi di Jawa Timur, terdapat Berkas Perkara yang pada saat ini sudah P21 (atau berkas lengkap) dan sudah dilimpahkan ke Kejaksaan sebanyak 2 (dua) Kasus.

"(Dua kasus P21 yang terjadi) di Banyuwangi dan Pamekasan, dengan jumlah tersangka sebanyak 5 orang. Tiga orang dari Pamekasan dan dua orang dari Banyuwangi," terang AHY.

AHY kemudian mengatakan akibat dua kasus tersebut berpotensi memberikan kerugian terhadap masyarakat yang menjadi korban sebesar Rp 17 Milyar dengan luas tanah senilai 14.250 m2. Sedangkan potensi kerugian negara sebesar lebih dari Rp 500 juta.

"Saya berharap, kejadian ini menjadi pengingat; bagi siapa saja pihak-pihak, yang berani terlibat menjadi bagian dari oknum Mafia Tanah, hati- hati! Tidak ada ampun!" tegas AHY.