Sentimen
Positif (76%)
5 Jul 2024 : 12.53
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo, Sukoharjo

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

Sempat Diprotes Ormas, Festival Kuliner Non-Halal di Solo Kembali Dibuka

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Regional

5 Jul 2024 : 12.53

Setelah sempat tutup sehari, Veronica mengungkapkan bahwa acara Festival Kuliner Pecinan Nusantara kembali diperbolehkan untuk buka kembali pada Kamis (4/7/2024). Bukanya kembali festival kuliner itu dilakukan setelah melakukan koordinasi dengan pejabat Muspida Kota Solo, Kapolresta Solo, Dandim Solo, Kesbangpol Solo, Satpol PP dan tokoh masyarakat.

“Setelah berkoordinasi dan berdiskusi diperbolehkan untuk buka dengan koridor-koridor yang sudah ditentukan. Pertama, ditutup kain semuanya keliling. Yang kedua, dari atas ditutup kain tapi tidak bisa rapat sekali nanti takutnya ada apa-apa bisa kebakaran. Pintu masuk hanya tertentu karena kemarin kalau tidak ditutup terbuka total. Lha ini mungkin dua atau tiga titik untuk pintu masuk,” kata dia.

Di pintu masuk itu, Veronica menyebutkan terdapat petugas keamanan yang berjaga. Mereka bertugas untuk menyaring siapa saja yang boleh masuk ke acara festival kuliner non-halal itu. 

"Apabila itu berhijab itu tidak boleh masuk. Dan pengunjungnya sudah jelas bahwa di situ adalah festival kuliner non-halal yang ditempelkan di pintu masuk depannya. Di dalam pun tidak boleh ada karyawan yang bertugas di stan tersebut entah sebagai kasir kalau berhijab," ujarnya.

Sebelumnya, Humas DSKS, Endro Sudarsono mengirimkan surat keberatan terkait penyelenggaraan festival kuliner itu ke Pemkot dan Polrsta Surakarta. Ia mengklaim bahwa Festival Kulineran Pecinan Nusantara itu menimbulkan keresahan di masyarakat. "Warga masyarakat resah karena terlalu vulgar," kata dia setelah menyerahkan surat ke Prokompim Setda Kota Solo, Rabu (3/7/2024).

Kemudian, Endro pun mencoba membandingkan penyelenggaraan festival kuliner non halal yang diselenggarakan di daerah lain yang tidak terlalu vulgar dalam memublikasikan acara festival tersebut.

"Di Sukoharjo atau di mana ada juga kegiatan seperti itu dan tidak begitu vulgar. Terus yang di sini publikasinya di media sosial masif sekali dan balihonya besar sekali. Kita takut teman-teman yang lainnya, yang milenial, keterbatasan agamanya merasakan enak, nambah lagi, repot kita nanti. Ikut bertanggung jawab," ujar dia.

Sentimen: positif (76.2%)