Sentimen
Positif (99%)
4 Jul 2024 : 15.01
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19

Sri Mulyani: Konsolidasi Fiskal Indonesia Tercepat dari Negara G-20 dan ASEAN

4 Jul 2024 : 22.01 Views 1

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pasca-pandemi Covid-19 kesehatan APBN tetap terjaga dan mengalami konsolidasi lebih awal dari perkiraan. Bahkan jadi yang tercepat dari negara anggota G-20 dan ASEAN.

“Konsolidasi fiskal 2 tahun lebih cepat dari perkiraan awal, termasuk tersingkat dibandingkan banyak negara, baik G-20 maupun ASEAN, defisit APBN turun di bawah 3% PDB (produk domestik bruto) pada 2022,” ucap Sri Mulyani dalam rapat paripurna di gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Pada awal pandemi Covid-19 defisit APBN 2020 melonjak jadi 6,1% dari PDB. Angka ini jauh di atas batas maksimal yang diatur UU Keuangan Negara sebesar 3% dari PDB.  Kondisi pandemi menyebabkan APBN bekerja keras dalam periode 2020-2021 yang mampu memulihkan ekonomi.

Perekonomian Indonesia kembali pulih dari kontraksi 2,07% pada 2020 menjadi positif 3,7% pada 2021 dan berlanjut tumbuh 5,3% pada 2022. Namun, pasca-meredanya pandemi Covid-19, tidak membuat perekonomian global serta merta menjadi pulih.

“Pada 2023 terjadi gejolak perekonomian global. APBN 2023 yang dirancang pada pertengahan 2022 diwarnai perkembangan kondisi geopolitik global, khususnya perang Rusia-Ukraina,” kata Sri Mulyani.  

Dia mengatakan gangguan rantai pasok global akibat perang telah menyebabkan volatilitas harga komoditas dan inflasi berkepanjangan di banyak negara sehingga mendorong kenaikan suku bunga acuan global. Hal ini menimbulkan gejolak di pasar keuangan di negara berkembang. 

Kinerja makro fiskal dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan tren peningkatan. Rasio perpajakan dijaga di level double digit, yakni 10,31% dari PDB. Keseimbangan primer surplus 0,46% dari PDB, surplus pertama kali sejak 2012. Sementara defisit fiskal semakin terkendali di kisaran 1,62% dari PDB dan rasio utang secara bertahap didorong semakin menurun di kisaran 39,2% PDB.

“Dengan pengelolaan APBN yang sehat, pemerintah berupaya memelihara momentum pertumbuhan sekaligus mendorong reformasi struktural berjalan optimal," pungkas dia.

Sentimen: positif (99.5%)