Sentimen
Positif (100%)
27 Jun 2024 : 09.31
Informasi Tambahan

Institusi: UGM

Kab/Kota: Yogyakarta

Tokoh Terkait

Fakta Unik Kampanye Anies Baswedan yang Gunakan Budaya K-Pop di Pemilu 2024 Lalu

27 Jun 2024 : 16.31 Views 1

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Yogyakarta (beritajatim.com)- Budaya K-Pop yang digandrungi remaja saat ini ternyata efektif digunakan pasangan calon (paslon) dalam Pemilu 2024 lalu untuk berkampanye.

Tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian terhadap fenomena budaya Korean Pop (Kpop) pada Pemilu 2024 lalu. Melalui judul penelitian “Politisasi Fandom: Crowdfunding dan Fan-Project dalam Kampanye Politik oleh Relawan Anies Baswedan”, tim ini berhasil menguak fakta-fakta unik dan menarik yang muncul pada penggemar Anies Baswedan sebagai kandidat calon presiden kemarin.

Demikian hasil riset dari tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Jasmine Rizky El Yasinta selaku Ketua Tim membagikan hasil penelitian yang manipular terdapat indikasi adanya perubahan sentimen publik terhadap politik di Indonesia.

Menurut Yasinta, akun @aniesbubble di kanal media sosial X muncul di tengah masyarakat sebagai pendukung dari Anies Baswedan.

“Akun tersebut banyak mengelaborasi program-program yang diusung tim Anies-Muhaimin untuk mengenalkannya pada masyarakat dengan cara yang unik,” kata Yasinta.

Menurut Yasinta dan tim, akun @aniesbubble mengadopsi budaya-budaya fandom Kpop dalam agenda politiknya. Gaya komunikasi tersebut diperlihatkan dalam bentuk penggunaan huruf-huruf korea atau hangeul, istilah korea, hingga memposisikan pasangan calon Anies-Muhaimin selayaknya idol korea.

“Fenomena ini ternyata menuai banyak dukungan dan simpati pada pasangan kandidat 01 tersebut,” jelasnya.

Selain itu, kemunculan akun @aniesbubble ternyata memicu munculnya akun serupa, yakni @oldproject di platform yang sama. Akun ini berhasil melakukan penggalangan dana untuk mendukung kampanye Anies. Bahkan melalui akun resminya, Anies turut mengungkapkan rasa terima kasih pada komunitas tersebut karena telah mengirimnya sebuah coffee truck di salah satu momen acara Desak Anies.

“Sebagaimana diketahui bahwa mengirim food truck atau coffee truck merupakan kebiasaan fandom Kpop terhadap idolnya. Baik @aniesbubble dan @oldproject mereka bukan bagian dari tim sukses Anies-Muhaimin, melainkan komunitas pendukung 01 yang tumbuh secara organik di masyarakat,” kata Elvira Chandra Dewi Ari Nanda, anggota tim lainnya .

Keunikan fenomena tersebut ditangkap oleh tim riset PKM sebagai peluang penelitian yang menarik. Mereka melakukan studi etnografi virtual media sosial X dalam membedah fakta dibalik kemunculan budaya Kpop dalam politik.

“Dari hasil survei yang kami lakukan, cara kampanye semacam ini terbukti efektif dilakukan dengan indeks sebesar 4,16 dari 5,” ungkapnya.

Efektivitas muncul karena adanya kemiripan gaya kampanye dengan ketertarikan atau interest yang berasal dari generasi muda. Hal ini memunculkan atensi lebih dari sebagian masyarakat, mengingat Kpop memiliki komunitas yang cukup besar di Indonesia.

Disebutkan ada beberapa hal menonjol dalam pengaplikasian budaya fandom Kpop ini. Beberapa di antaranya adalah penggunaan istilah-istilah korea dan terminologi Kpop, seperti oppa (kakak laki-laki atau sebutan untuk idol laki-laki), ahjussi (pria paruh baya), maknae (seseorang yang paling muda), atau olpbbong (lightstick untuk fans Kpop).

Penggunaan istilah tersebut sangat kontras dengan sentimen politik yang selama ini dibangun dengan kaku, eksklusif, dan seringkali kurang melibatkan generasi muda. Penelitian ini membuktikan bahwa strategi tersebut secara efektif dapat meningkatkan atensi dan sentimen publik dalam kampanye politik.

“Survei kami juga telah membuktikan bahwa politisasi fandom berpengaruh signifikan terhadap pandangan Gen-Z terhadap seorang tokoh politik,” terangnya.

Dari inisiator akun @aniesbubble menjelaskan bahwa pesan yang disampaikan melalui unggahan di media sosial X dipercaya telah menjadi cara baru dalam mengkampanyekan figur politik yang dapat meningkatkan simpati publik. Masyarakat merasa lebih tertarik dengan hadirnya nuansa baru politik yang lebih luwes, ringan, unik, dan lucu

Anggota tim PKM bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) ini terdiri dari Jasmine Rizky El Yasinta, Cristopher Isac Wibowo, Elvira Chandra Dewi Ari Nanda, Kezia Aurora, serta Muhammad Ahsan Alhuda, dengan bimbingan Dosen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, Mashita Phitaloka Fandia P., S.IP., M.A. [aje]

Sentimen: positif (100%)