Sentimen
Negatif (100%)
3 Jul 2024 : 18.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: California

Habis El Nino, Terbit La Nina: Warga RI Awas Harga Pangan Naik!

4 Jul 2024 : 01.10 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia - Iklim global kini sedang bertransisi dari El Nino panas ke La Nina dingin mulai bulan Juli ini. Perubahan cuaca ini juga akan terasa di Indonesia dan berpotensi memicu inflasi.

Hal ini diutarakan oleh Head of Equity Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro dan tim dalam laporannya, Rabu (3/7/2024).

"Temuan kami menunjukkan lonjakan inflasi bahan pangan di Indonesia lebih buruk pada saat La Nina, dengan hujan dan cuaca dingin yang menyebabkan kegagalan panen di banyak daerah," kata Satria dan tim.

Satria pun mengingatkan komoditas global yang minyak, CPO, beras, kopi, jagung, kakao, kopi karena La Nina biasanya memicu musim dingin yang lebih parah di Amerika Utara, dan curah hujan di atas normal di Asia Tenggara, Australia, dan Amerika Latin.

Menurut catatan Bahana, pola sejarah menunjukkan kemungkinan terjadinya La Nina yang panjang pada tahun 2024-2025 setelah El Nino kuat yang didominasi oleh kekeringan ekstrem dan gelombang panas, seperti pada tahun 2022-2023.

Meskipun inflasi umum di Indonesia rendah sebesar 2,5% yoy di bulan Juni, daya beli konsumen berpendapatan rendah terkikis oleh inflasi bahan makanan yang bergejolak (volatile food) sebesar 5,96% dan tetap berada di atas 5% selama sembilan bulan berturut-turut.

"Bagi perekonomian, masih terdapat dampak inflasi yang tertunda akibat kenaikan harga bahan bakar dan melemahnya nilai tukar rupiah sehingga impor pangan yang lebih mahal," ungkap Satria.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebelumnya memperkirakan La Nina akan melanda Indonesia pada kuartal III-2024 turut menjadi perhatian Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Fenomena La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan yang berisiko memicu banjir. Selain itu, suhu udara akan lebih rendah pada siang hari dan akan ada lebih banyak badai tropis. Fenomena itu diantisipasi Kemenkeu dari sisi potensi pengganggu penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, setoran PNBP yang berpotensi terganggu akibat fenomena itu ialah dari sektor perikanan. Sektor itu masuk ke dalam penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam.

"PNBP kita yang sensitif terhadap iklim seperti La Nina dan El Nino mungkin ini adalah di perikanan," kata Isa saat konferensi pers APBN di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (25/3/2024).

Namun, ia menekankan, kontribusi sektor perikanan terhadap total keseluruhan PNBP terbilang kecil.

"Kontribusinya relatif kecil terhadap keseluruhan PNBP. Jadi mudah-mudahan terhadap PNBP secara keseluruhan tidak terlalu berdampak, tapi memang untuk perikanan terutama perikanan tangkap ini tentu harus dipantau dan diwaspadai," tegasnya.

Sebagai informasi, La Nina adalah fenomena iklim ketika Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

La Niña dalam bahasa Spanyol artinya Gadis Kecil. La Niña juga kadang-kadang disebut El Viejo, anti-El Niño, atau sekadar "peristiwa dingin".

Selama La Niña, perairan di lepas pantai Pasifik menjadi lebih dingin dan mengandung lebih banyak nutrisi dari biasanya. Lingkungan ini mendukung lebih banyak kehidupan laut dan menarik lebih banyak spesies perairan dingin, seperti cumi-cumi dan salmon, ke tempat-tempat seperti pantai California.

La Nina selalu disebut-sebut bakal menyusul setiap terjadinya El Nino, fenomena iklim yang terjadi saat anomali suhu muka laut mengalami kenaikan. Menyebabkan musim kemarau lebih ekstrem panas dan berkepanjangan.


(haa/haa)

Sentimen: negatif (100%)