Sentimen
Positif (79%)
6 Jun 2022 : 16.05
Informasi Tambahan

Agama: Budha

Partai Terkait

Cara Merawat Borobudur Agar 'Awet Muda', Sapu Lidi Hingga Atsiri

6 Jun 2022 : 16.05 Views 10

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno

Jakarta, CNN Indonesia --

Candi Borobudur dirawat dengan berbagai tahapan khusus, mulai dari dengan menggunakan cara tradisional hingga bahan kimia paling modern. Tujuannya, rumah ibadah umat Buddha berusia ribuan tahun ini 'awet muda'.

Diketahui, Pemerintah bakal membatasi tamu yang bisa masuk ke Candi Borobudur agar eksistensinya dapat bertahan lama. Salah satu caranya, kata Menko Investasi dan Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, dengan menaikkan tarif masuk menjadi Rp750 ribu untuk turis lokal.

Selain itu, US$100 untuk wisatawan asing yang ingin menaiki puncak Borobudur dan US$25 bagi wisatawan asing yang hanya berada di pelataran.

Peninggalan Dinasti Sailendra ini diperkirakan sudah berusia 1197 tahun (dibangun sekitar 780-840 Masehi) dan menjadi peninggalan Budha terbesar di dunia.

Sejak keruntuhan kerajaannya, monumen yang dibangun dengan gaya mandala ini ditemukan kembali oleh Pasukan Inggris pada 1814 di bawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles. Area candi berhasil dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835.

Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) pun menjadikan Candi Borobudur sebagai salah satu situs warisan budaya.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, cara pelestarian Candi Borobudur adalah melalui perawatan rutin, yang terdiri dari pembersihan dan pengawetan, agar monumen ini bisa bertahan lama.

Berikut rincian perawatan rutin yang dilakukan di Candi Borobudur:

1. Pembersihan

Tahap pertama perawatan untuk Candi Borobudur adalah proses pembersihan. Prinsip pembersihan dimulai dengan metode, bahan, dan alat yang paling sederhana hingga yang lebih modern jika tak mempan.

Berikut tahapan pembersihan dalam konservasi Borobudur:

Pertama, pembersihan mekanis kering (dry cleaning) yang dilakukan tanpa menggunakan air. Alat yang digunakan berupa sikat nilon dan sapu lidi. Pembersihan ini bertujuan untuk membersihkan debu, lumut, dan tumbuhan tingkat tinggi yang menempel pada material bangunan.

Mikroorganisme yang tidak dapat dibersihkan dengan pembersihan kering selanjutnya dibersihkan dengan pembersihan basah yang menggunakan air atau mekanis basah (wet cleaning).

Kedua, pembersihan basah (wet cleaning) dilakukan dengan menggunakan air yang disemprotkan dengan kompresor sehingga menghasilkan air bertekanan tinggi (20 MPa). Sasaran yang dibersihkan adalah algae, moss, dan lichen (lumut kerak) yang belum bisa hilang dalam pembersihan mekanis kering.

Lichen biasanya terdapat pada permukaan batu secara berkelompok membentuk bercak-bercak putih.

Ketiga, pembersihan secara kimiawi (chemical cleaning) yakni menggunakan bahan kimia yang bertujuan untuk membersihkan mikroorganisme yang masih tertinggal yaitu lichen.

Pembersihan lichen dengan menggunakan bahan kimia AC 322, yang merupakan campuran bahan Amonium bicarboat, Sodium bicarbonat, CMC, Aquamoline, dan arkopal yang dicampur dengan air hingga membentuk pasta.

Bahan kemudian dioleskan pada permukaan batu yang ditumbuhi lichen dengan waktu kontak 24 jam. Objek diusahakan dalam kondisi lembab selama 24 jam dengan cara ditutupi plastik.

Lichen yang sudah kontak dengan AC 322 24 jam akan mati. Ini terlihat dari warnanya yang berubah menjadi kecoklatan. Petugas kemudian membersihkan objek dengan mengunakan hingga air cucian hingga mencapai derajat keasamanan (pH) netral.

Pengolesan AC 322 secara selektif hanya pada batu yang ditumbuhi lichen saja dan dapat dilakukan berulang hingga lichen bersih.

Teknik minyak atsiri di halaman berikutnya...

Sentimen: positif (79.8%)