Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) sebagai bursa komoditas dan derivatif di Indonesia, pada 2024 menargetkan volume transaksi 14,298 juta lot atau tumbuh 15,1% dari 2023 sebesar 12,429 juta lot.

"Dari target 14,298 juta lot, sebesar 3,798 juta lot adalah transaksi multilateral dan 10,5 juta lot transaksi sistem perdagangan alternatif," kata Direktur Utama ICDX Fajar Wibhiyadi saat media briefing dalam rangka 15 tahun ICDX di Indonesia bertema "Sustainable Action in Building a Better Industry, a Better Community, a Better World" di Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Dia mengatakan dalam 3 tahun terakhir volume transaksi ICDX menunjukkan kinerja positif. Pada 2021, volume transaksi di ICDX group mencapai 9,890 juta lot dengan komposisi 1,264 juta lot transaksi multilateral dan 8,626 juta lot transaksi sistem perdagangan alternatif.

Sementara pada 2022, volume transaksi sebesar 10,162 juta lot dengan perincian 1,877 juta lot transaksi multilateral dan 8,258 juta lot transaksi sistem perdagangan alternatif.

Sejak beroperasi 15 tahun lalu, kata dia, ICDX group telah menghadirkan ekosistem perdagangan berjangka dan komoditas (PBK) terdiri atas bursa ICDX, Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi (Indonesia Clearing House/ICH) dan ICDX Logistik Berikat (ILB).

Fajar Wibhiyadi mengatakan sejumlah strategis akan diterapkan ke depan dalam kerangka sustainable action, yakni membangun dan mengembangkan industri perdagangan berjangka komoditas.  “Hal ini dilakukan dengan inovasi sistem transaksi komoditas, memaksimalkan produk derivatif sebagai sarana lindung nilai, inklusi keuangan, hingga pemanfaatan komoditas syariah,” kata dia.

Terkait better community, kata dia, ICDX menggelar program yang memiliki dampak langsung kepada masyarakat, seperti ICDX academy dalam rangka peningkatan literasi industri perdagangan berjangka komoditas.