Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Serang
Ratusan Pasien Terpaksa Tinggalkan RS di Khan Younis, Sipil Mengungsi Lagi dalam Kegelapan
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional
PIKIRAN RAKYAT - Ratusan pasien Palestina terpaksa meninggalkan Rumah Sakit Eropa di Khan Younis, pun tenda-tenda pengungsi di sana ikut dikosongkan, sebagaimana perintah tentara Israel. Sipil Khan Younis diperintahkan mengevakuasi diri segera di wilayah timur kota terbesar kedua Gaza, sebelum peperangan dan serangan militer.
Setidaknya satu orang tewas dan enam lainnya terluka usai tentara Israel menembaki sebuah rumah di wilayah timur Khan Younis. Demikian laporan local dilansir dari Al Jazeera, Selasa, 2 Juli 2024.
Di sisi lain Gaza, di waktu yang sama, tank-tank Israel dan pertempuran sengit menjebak warga sipil Palestina di Rafah, di selatan Jalur Gaza, dan lingkungan Shujayea di utara Kota Gaza. Dengan demikian, tak ada zona aman bagi rakyat.
Ini adalah taktik baru yang diandalkan Israel dalam operasinya di lapangan. Mereka beroperasi kembali di daerah yang pernah mereka serang sebelumnya. Seakan belum puas, mereka meniatkan penghancuran total terhadap infrastruktur sipil di titik-titik tersebut.
Tak terkecuali wilayah timur kota Khan Younis. Beberapa lingkungan telah diberitahu oleh militer Israel untuk evakuasi sesegera mungkin. Sebuah peta diterbitkan dengan kode QR di dalamnya untuk lokasi yang dimaksud.
Tempat-tempat tersebut ditandai sebagai zona pertempuran berbahaya antara agen Hamas dan militer Israel.
Pada saat yang sama, ada keluarga yang akan meninggalkan Khan Younis dan tidak punya tempat tujuan lain. Pada dasarnya, masyarakat tersebut berjuang dan tinggal di sisa-sisa rumah mereka yang hancur.
Jadi, ini adalah siklus pengungsian internal yang tiada habisnya dan siklus kekerasan yang tidak akan ada ujungnya jua.
Ketakutan dan Kecemasan EkstremWarga Palestina telah meninggalkan bagian timur Khan Younis setelah menerima pesan di ponsel mereka dari militer Israel yang memerintahkan untuk segera meninggalkan kota Gaza selatan.
“Ketakutan dan kecemasan ekstrem mencengkeram warga setelah adanya perintah evakuasi. Ada perpindahan penduduk dalam jumlah besar,” Ahmad Najjar, warga salah satu lingkungan pengungsi, Bani Suheila, mengatakan kepada kantor berita AFP.
Banyak orang terpaksa meninggalkan daerah tersebut dengan berjalan kaki, melanjutkan perjalanan mereka saat kegelapan menyelimuti Gaza, di mana tidak ada listrik sejak bulan Oktober 2023.
“Kami menerima pesan di ponsel kami (untuk mengungsi). Lihatlah anak-anak ini, cara mereka berjalan. Kami tidak menemukan mobil untuk dinaiki," kata Zeinab Abu Jazar kepada kantor berita Associated Press sambil menahan air mata.
Setidaknya 37.900 orang telah tewas dan 80.060 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober. ****
Sentimen: negatif (100%)