Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Surabaya, Kediri, Denpasar, Nganjuk, Banyuwangi, Sidoarjo
Kasus: penganiayaan
Fakta-Fakta Santri Tewas di Kediri, Sempat Minta Dijemput Pulang
CNNindonesia.com Jenis Media: Nasional
Seorang santri Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah di Mojo, Kediri, Jawa Timur bernama Bintang Balqis Maulana (14) meninggal dunia karena diduga dianiaya oleh rekannya.
Santri asal Kampunganyar, Kendenglembu, Karangharjo, Glenmore, Banyuwangi ini dipulangkan kepada keluarganya dalam keadaan tak bernyawa dan tubuhnya penuh lebam serta luka robek.
CNNIndonesia.com merangkum sejumlah fakta terkait tewasnya santri di Kediri ini sebagai berikut:
1. Ceceran Darah
Mia Nur Khasanah (22) selaku kakak korban menyebut pihak pondok pesantren pertama kali menyebut sang adik meninggal dunia karena terjatuh di kamar mandi.
"Awalnya dikabarkan meninggal karena terjatuh di kamar mandi," kata Mia, saat dikonfirmasi Senin (26/2).
Namun, kecurigaan muncul setelah ada ceceran darah yang keluar dari keranda saat jenazah korban dibawa. Melihat hal itu, pihak keluarga lantas meminta agar kain kafan dibuka.
Permintaan keluarga itu sempat ditolak oleh FTH yang juga masih merupakan sepupu korban. Diketahui, FTH bersama empat orang lain dari Ponpes itu ikut mengantar jenazah Bintang ke kediaman keluarganya di Banyuwangi.
"Kata sepupu saya sudah suci. Jadi enggak perlu dibuka [kain kafan] itu. Tapi kami tetap ngotot karena curiga adanya ceceran darah keluar dari keranda. Di situ perasaan saya dan ibu campur aduk," ucap Mia.
Namun, keluarga terus mendesak hingga akhirnya kain kafan pun dibuka. Mia mengungkapkan pihak keluarga langsung histeris melihat kondisi jenazah almarhum.
"Saya bilang Astaghfirullah. Luka lebam di sekujur tubuh ditambah ada luka seperti jeratan leher. Hidungnya juga terlihat patah," tambah Mia.
Selain itu, Mia menyebut di tubuh korban juga ditemukan luka sundutan rokok pada bagian kaki serta satu luka menganga pada dada.
2. Pengasuh Pesantren Tak Tahu
Pengasuh Ponpes PPTQ Al Hanifiyyah, Fatihunada atau Gus Fatih mengaku tak tahu dugaan penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya Bintang.
Kata Gus Fatih, dirinya mendapatkan laporan Bintang telah meninggal di rumah sakit akibat terpeleset di kamar mandi, Jumat (23/2) pagi. Kabar itu ia ketahui dari santrinya yang juga sepupu korban, FTH.
"Saya mendapat laporan itu jatuh terpeleset di kamar mandi terus kemudian dibawa ke rumah sakit dari saudaranya (Fatahilah). Kemudian saya spontan bertanya sakit apa kok ke rumah sakit, tapi ya saya percaya karena yang menyampaikan kakaknya (sepupu). Masa, kakaknya mau menipu, kan kecil kemungkinan," tuturnya.
Mendapat kabar itu, lanjut dia, pihaknya lalu mencari ambulans untuk mengantar jenazah ke kampung halamannya. Gus Fatih pun ikut mengantarkan jenazah bersama FTH dan beberapa santri lain, pada Jumat sore.
Sesampainya di kampung korban, Gus Fatih juga mengaku sangat terkejut ketika melihat kondisi jenazah Bintang yang penuh luka dan lebam, hingga mengucurkan darah.
"Tidak tahu sama sekali. Jadi di luar prediksi saya, ada dugaan [penganiayaan] semacam itu. Munculnya dugaan aja tidak ada, wong dari awal bilangnya terpeleset," ujarnya.
Gus Fatih turut membantah menghalangi pihak keluarga untuk membuka kain kafan. Saat itu dia justru berada di belakang ambulans. Kemudian dia dipanggil oleh keluarga untuk melihat kondisi jenazah.
3. Sempat Minta Pulang
Ibunda Bintang, Sutanti (38) mengungkapkan sang anak pernah mengirim pesan melalui WhatsApp sebelum akhirnya meninggal dunia. Dalam pesan itu, Bintang minta dijemput pulang dari pesantren.
"Minta dijemput. Saya tanya alasannya kenapa tidak disebutkan. Intinya minta dijemput," kata Suyanti.
Suyanti menceritakan pesan itu dikirim oleh Bintang pada Senin (19/2). Namun, kata dia, tak banyak yang diketik anak bungsunya. Dia hanya minta dijemput.
Merespons pesan Bintang, Suyanti pun meminta sang anak untuk bersabar hingga Ramadan. Kendati demikian, sang anak tetap bersikukuh meminta untuk segera dijemput.
"Cepet sini. Aku takut, Ma. Ma tolong. Sini cepat jemput," begitu bunyi pesan yang dikirim Bintang ke ibunya.
Kepada sang anak, Suyanti juga meminta agar melapor ke kiai pengasuh pesantren apabila terjadi sesuatu. Suyanti juga sempat menjanjikan akan membelikannya sepeda motor.
4. Empat Tersangka
Pihak keluarga diketahui langsung melaporkan kasus kematian Bintang ini ke Polsek Glenmore. Apalagi, melihat sejumlah luka yang ada pada tubuh korban.
Kasus dugaan penganiayaan yang dialami Bintang itu kemudian diambilalih penanganannya oleh Polresta Kediri. Gus Fatih selaku pengasuh ponpes juga telah dimintai keterangan oleh kepolisian.
Setelah dilakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan, polisi pun menetapkan empat tersangka dalam kasus kematian Bintang.
Keempat tersangka ini merupakan senior korban di ponpes tersebut. Mereka yakni MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, dan AK (17) dari Kota Surabaya.
Atas perbuatannya, para tersangka dikenakan Pasal 80 Ayat 3 tentang perlindungan anak, Pasal 170 dan Pasal 351 tentang penganiayaan berulang yang menyebabkan luka berat atau mati dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
5. Diduga Dipicu Kesalahpahaman
Dari hasil pemeriksaan sementara, diduga penganiayaan terhadap Bintang dipicu karena kesalahpahaman. Namun, hal ini masih didalami lebih lanjut oleh kepolisian.
"Motif diduga karena kesalahpahaman antara anak-anak pelajar. Jadi antara mereka mungkin ada salah paham kemudian terjadi penganiayaan yang dilakukan berulang-ulang," kata Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji.
Sementara itu, terkait tindakan para tersangka dalam menganiaya korban, Bramastyo menyebut pihaknya masih berkoordinasi dengan rumah sakit di Banyuwangi yang menerima jenazah Bintang.
(dis/ugo)[Gambas:Video CNN]
Sentimen: negatif (100%)