Sentimen
Positif (100%)
1 Jul 2024 : 20.00
Informasi Tambahan

Kasus: stunting

Tokoh Terkait

Kemenko PMK Respons Bank Dunia Soal Efektivitas Makan Bergizi Gratis

2 Jul 2024 : 03.00 Views 1

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Nasional

Jakarta, Beritasatu.com - Bank Dunia menyoroti efektivitas program andalan Prabowo Subianto, yakni makan bergizi gratis (MBG) dalam mengatasi stunting. Merespons itu, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menegaskan masih terus mengkaji program presiden terpilih tersebut sebelum berlaku pada pemerintahan mendatang.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Budiono Subambang mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian terkait dalam menguji efektivitas program makan bergizi gratis dalam menekan angka stunting di Indonesia.

"Kami perlu melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan kementerian terkait efektif atau tidaknya. Kami akan segera melakukan komunikasi dengan kementerian terkait," ungkap Budiono dalam diskusi di Kemenko PMK, Jakarta, Senin (1/7/2024).

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa menjelaskan, program makan bergizi gratis ini menjadi langkah yang tepat dalam mendukung upaya mengatasi permasalahan stunting dari hulu.

"Terkait dengan makan bergizi gratis, kalau dilihat kan sasarannya adalah anak sekolah hingga remaja. Nah, ini kan menjadi sasaran stunting, yang kita mulai dari hulu. Bagaimana anak sekolah dari mulai SD itu kita persiapkan gizi yang seimbang," ujarnya.

Jelsi menambahkan, data menunjukkan 60% anak Indonesia tidak sarapan saat berangkat ke sekolah. Menurut dia, program makan bergizi gratis ini akan berdampak baik bagi tumbuh kembang anak.

"Dengan adanya program makan bergizi gratis ini tentu menjadi salah satu langkah tepat bagi anak-anak kita yang di sekolah karena anak-anak yang tidak sarapan tentu lebih kurang menangkap pembelajaran dibandingkan anak-anak yang sarapan," tuturnya.

Jelsi mengungkapkan, pihaknya akan terus terlibat dalam berbagai diskusi dengan kementerian/lembaga terkait kelanjutan program makan bergizi gratis.

"Memang masih dalam tahap kajian, bagaimana rekomendasi untuk makan bergizi gratis ada beberapa alternatif. Apakah itu dipakai untuk kelompok tertentu. Artinya mungkin belum semua anak sekolah. Ada juga rekomendasi per wilayah dengan kondisi-kondisi tertentu di Indonesia, atau anak-anak yang belum mampu. Namun, itu masih dalam kajian. Jadi masih dalam proses," urainya.

Sebagai informasi, baru-baru ini, dalam laporan Bank Dunia bertajuk Indonesia Economic Prospect edisi Juni 2024 disebutkan makan bergizi gratis dengan istilah makanan di sekolah atau school meals. Program itu dinilai tidak bisa menurunkan tingkat stunting karena tidak ditargetkan pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Sentimen: positif (100%)