Jakarta, Beritasatu.com - Harga emas naik tipis pada perdagangan, Senin (2/7/2024) imbas aksi beli kembali (short covering) dari para investor. Investor tengah menanti data ekonomi Amerika Serikat (AS), yakni data pekerjaan yang akan dirilis minggu ini. Data itu diharapkan dapat memberi harapan penurunan suku bunga The Fed.

Mengutip CNBC International, Selasa (2/7/2024), harga emas spot naik 0,2% menjadi US$ 2.329,79 per ons. Harga emas mencatat kenaikan lebih dari 4% pada kuartal kedua. Sedangkan kontrak berjangka emas AS sebagian besar tidak berubah pada US$ 2.338,9.

Analis pasar senior Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan, terlihat adanya aksi beli kembali oleh pedagang berjangka jangka pendek dan perburuan barang murah oleh pelaku pasar tunai. Pasar juga didukung oleh harga minyak mentah yang kuat dan dolar AS yang lebih lemah.

“Kemungkinan harga emas akan bergerak datar atau mungkin sedikit turun untuk sisa musim panas ini,” ucap Wyckoff.

Manufaktur AS mengalami kontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut pada Juni, dan ukuran harga yang dibayar oleh pabrik untuk bahan baku turun ke level terendah dalam enam bulan di tengah permintaan barang yang lemah, mengindikasikan bahwa inflasi mungkin terus mereda.

Minggu ini, fokus akan tertuju pada pernyataan Ketua Fed AS Jerome Powell pada Selasa (2/7/2024), diikuti oleh risalah dari pertemuan kebijakan terakhir bank sentral pada Rabu (3/7/2024) dan data pekerjaan non-pertanian AS yang akan dirilis pada Jumat (5/7/2024).

Data minggu lalu menunjukkan harga di AS tidak berubah pada Mei, sementara pengeluaran konsumen naik secara moderat.