Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: covid-19
Meski Menguat, IHSG Masih Rawan Profit Taking
Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, Beritasatu.com - Mengawali semester II 2024 pada Senin (1/7/2024), indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatan. Namun, indeks masih rawan terkena aksi ambil untung (profit taking).
“Profit taking mungkin saja, karena kalau kita lihat pergerakan IHSG tidak jelas apakah akan menguat sampai lebih 7.200 atau 7.300,” ungkap Senior Analyst MNC Sekuritas Rudy Setiawan, dalam “Investor Market Opening” IDTV, di Jakarta, Senin (1/6/2024).
Rudy menilai di tengah kondisi market yang volatil, IHSG berpotensi terkena profit taking. Terlebih para pelaku pasar masih bersikap wait and see mengingat pekan ini ada rilis data ekonomi penting baik dalam maupun luar negeri, seperti laporan inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin hari ini.
“Kita masih menunggu data inflasi yang turut menjadi acuan sentimen dari BI dan pemerintah. Kita lihat bagaimana konsumsi masyarakat Indonesia sebagai salah satu faktor pergerakan IHSG,” jelas Rudy.
Namun, dikatakan Rudy, dengan mempertimbangkan kondisi, seperti valuasi emiten-emiten perbankan yang sudah didiskon, dapat dimanfaatkan untuk membeli dan menahan (buy and hold).
Apalagi kalau dilihat dari sisi price to book value (PBV), harga saham-saham big banks sudah mendekati level pandemi Covid-19 sehingga relatif murah. Untuk itu, investor bisa buy on weakness and hold sebagai investasi jangka panjang (long term). “Saya rasa masih ada cukup ruang dari para investor untuk membeli saham-saham di sektor perbankan,” tandasnya.
Sentimen: negatif (76.2%)