Blitar (beritajatim.com) – Terminal Lodoyo yang berada di Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar kondisinya mati suri. Tak ada angkutan umum yang hilir mudik di terminal non-bus tersebut.

Kondisi ini sudah terjadi selama lebih dari 4 tahun terakhir. Merebaknya ojek online dan taksi online membuat keberadaan angkutan umum semakin terpinggirkan.

Bahkan semakin hari, angkutan umum di Kabupaten Blitar kian punah. Padahal dulu tempat itu merupakan salah satu terminal teramai di Kabupaten Blitar.

“Ya memang kondisinya mati seperti itu, karena tidak ada angkutan tapi kios-kiosnya tetap beroperasi dan bermanfaat untuk warga,” kata Agus Santosa, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar, Jumat (28/6/2024).

Dahulu jumlah angkutan yang hilir mudik dari Terminal Lodoyo ini mencapai puluhan unit. Namun kini satu pun sudah tidak ada yang beroperasi.

Banyaknya ojek online serta taksi online, membuat angkutan umum kesulitan bersaing. Kondisi itu diperparah dengan adanya Pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.

Meski kini pandemi telah usai, para pengusaha angkutan umum di Kabupaten Blitar tak kuat untuk bangkit kembali. Angkutan umum di Kabupaten Blitar kini hanya tinggal cerita.

“Ini memang kondisi yang terjadi di mana-mana, keberadaan ojek online tentu menjadi tantangan tersendiri bagi angkutan umum,” tegasnya.

Meski Terminal Lodoyo mati suri, namun Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar masih akan tetap mempertahankan bangunan tersebut. Pasalnya, ada sejumlah pedagang makanan dan pakaian yang menggantung hidup.

Berbagai terobosan pun kini tengah dipikirkan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar untuk menghidupkan kembali Terminal Lodoyo. Tentu sebagai pihak yang bertanggung jawab, Dishub Kabupaten Blitar tidak ingin Terminal Lodoyo terbengkalai usai tak ada angkutan umum.

“Terminal ini tetap memberikan manfaat kepada warga, warung-warung di sana juga tetap beroperasi, jadi warga tetap bisa mendapatkan rezeki dari sana,” tutupnya. [owi/suf]