Astronaut Bakal Punya Baju Generasi Baru, Lebih Fleksibel dan Aman
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memilih dua perusahaan untuk bersaing membuat pakaian antariksa generasi terbaru terbaik untuk para astronaut.
Nantinya, kedua perusahaan itu akan berfokus pada rancangan pakaian astonaut, pada program jelajah Bulan atau disebut Artemis, dan untuk misi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) di masa depan.
Tim yang dipimpin oleh Axiom Space dan Collins Aerospace menerima kontrak senilai US$3,5 miliar atau senilai Rp509 triliun untuk memasok pakaian antariksa hingga 2034.
Kedua perusahaan juga bisa bersaing untuk mendapatkan tender produksi pakaian antariksa pada 2025, termasuk misi demonstrasi ISS dan debut pendaratan Artemis di bulan selama misi Artemis 3, yang ditargetkan untuk tahun 2025 atau 2026.
Saat pengembangan pakaian antariksa dilakukan, NASA akan memantau dan memberi sertifikasi untuk memastikan pakaian itu siap dikenakan para astronaut NASA.
"Pakaian [astronaut] akan digunakan setelah siap," kata Vanessa Wyche, direktur Pusat Antariksa Johnson NASA di Houston, dikutip dari CNN.
Kedua perusahaan mengatakan pekerjaan tersebut sejalan dengan rencana mereka untuk berkiprah dalam produksi pakaian antariksa, agar bisa makin berkembang secara industri.
"Kami memiliki sejumlah pelanggan yang sudah ingin melakukan perjalanan luar angkasa," kata Michael Suffredini, mantan pejabat senior NASA yang sekarang menjadi presiden dan CEO Axiom Space.
Meskipun membahas banyak soal pakaian antariksa terbaru untuk NASA, pihak perusahaan tak menjelaskan detail baju antariksa. Secara garis besar, fokusnya pada sisi keamanan yang sesuai dengan sistem pesawat ruang angkasa.
Perusahaan juga menekankan unit pakaian yang masih dalam tahap awal desain itu akan berkonsep modular alias standar, seringan dan sefleksibel mungkin. dan akan mengintegrasikan umpan balik dari astronot dan komunitas penerbangan dalam menyelesaikan desain pakaian antariksa.
"Seharusnya tidak terasa seperti kendaraan ruang angkasa," kata Burbank, rekan teknis senior di Collins Aerospace.
Infografis Baju Astronaut untuk Misi Luar Angkasa. (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)
Burbank mengatakan umpan balik dari astronaut saat menjalankan misi menjadi kunci untuk merancang ulang pakaian antariksa termutakhir.
Setelan baru akan menggantikan unit mobilitas ekstravehicular (EMU), dua generasi yang telah diproduksi sejak 1983 untuk melayani pesawat ulang-alik dan misi ISS.
Kedua jenis EMU diproduksi oleh tim yang dipimpin ILC Dover dan Collins Aerospace, dikutip Space.
NASA menilai EMU sudah 'menua' lantaran banyak temuan yang tidak seharusnya. Sebagai contoh EMU ditemukan ada kebocoran air pada Maret lalu. Namun kasus ini disebut NASA masih dalam penyelidikan.
Lembaga antariksa ini juga telah mengerjakan set pakaian antariksa generasi berikutnya sendiri selama sekitar 15 tahun di beberapa program. Terbaru, dirancang untuk mendukung program Artemis yang dinamai Extravehicular Mobility Unit (xEMU).
Laporan pada Agustus 2021 dari Kantor Inspektur Jenderal NASA menemukan kemunduran dalam pengembangan xEMU. Walhasil, akan ada penundaan pendaratan Artemis pertama setidaknya satu tahun dari target awal yaitu 2024.
NASA lebih memilih pengembangan dan produksi pakaian anatariksa kepada vendor, daripada mengembangkan sendiri. Hemat biaya dan kerumitan menjadi faktor pengembangan dilakukan oleh pihak ketiga.
Kedua perusahaan terpilih hari ini mengaku siap untuk mengembangkan pakaian antariksa tersebut. Mereka mengklaim sudah punya teknologi yang cukup maju untuk menunjang pengembangan xEMu.
(cana/arh)
[Gambas:Video CNN]
Sentimen: negatif (91.4%)