Sentimen
Negatif (100%)
29 Jun 2024 : 12.15
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19, pengangguran

Debat Panas Pilpres AS, Trump dan Biden Saling Tunjuk soal Inflasi

29 Jun 2024 : 19.15 Views 1

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta -

Debat perdana pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) berlangsung sengit. Presiden AS saat ini, Joe Biden dan pesaingnya dari Partai Republik Donald Trump saling menyalahkan soal inflasi.

Trump menuding kinerja buruk Biden menyebabkan lonjakan inflasi dan merugikan negara. Trump mengklaim inflasi dapat terkontrol dengan baik semasa ia masih menjabat presiden 2017-2021.

"Kinerjanya buruk hingga inflasi membunuh negara kita. Kondisi ini benar-benar membunuh kita," kata Trump dalam debat tersebut, dikutip dari Reuters, Sabtu (29/6/2024).

Sebagai respons, Biden mengaitkan puncak inflasi AS dua tahun lalu yang mencapai 9% bisa turun menjadi 3,25%. Menurutnya, lonjakan inflasi hingga 9% disebabkan kebijakan Trump yang salah dalam mengatasi pandemi COVID-19.

"Perekonomian runtuh di bawah kepemimpinan Trump," balas Biden.

Ia menyebut, pihaknya mencoba memulihkan apa yang terjadi di era Trump. Gangguan besar-besaran akibat pandemi COVID-19 membuat sulit untuk membandingkan catatan ekonomi sosok itu. Keduanya kini berjuang sebelum pemilu dilaksanakan pada 5 November.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan inflasi jauh lebih tinggi saat Biden menjabat. Sementara saat Trump menjabat, inflasi tidak pernah melebihi 3%

Kini di bawah pemerintahan Biden, inflasi telah berada di kisaran 3%, kecuali tiga bulan pertama masa jabatannya. Inflasi berada di atas 5% selama lebih dari separuh masa jabatannya sejauh ini.

Dampak buruk akibat kenaikan harga-harga cukup signifikan. Meskipun upah karyawan sudah naik, barang belanja yang bisa dibawa pulang para pekerja AS justru menyusut.

Ketika inflasi pertama kali melonjak pada musim semi 2021, sebagian besar analis dan pembuat kebijakan di The Fed mengira inflasi hanya bersifat sementara. Namun pada akhir 2021, hampir tidak ada yang berpikir demikian.

Sebagai tanggapan, The Fed menaikkan biaya pinjaman secara agresif untuk menurunkan inflasi, dan harga-harga kini tidak lagi naik secepat sebelumnya. Meskipun tingkat suku bunga lebih tinggi, yang juga bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi, pasar tenaga kerja masih ketat, dengan tingkat pengangguran berada pada atau di bawah 4% selama dua tahun terakhir.

(ily/ara)

Sentimen: negatif (100%)