Sentimen
Negatif (99%)
25 Jul 2023 : 10.47
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington, Tel Aviv, Yerusalem

Tokoh Terkait

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Batasi Kekuasaan MA, Demo Membara

25 Jul 2023 : 10.47 Views 1

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Internasional

Jakarta, CNN Indonesia --

Parlemen Israel meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang membatasi wewenang Mahkamah Agung, Senin (24/7). Protes pun membara di ibu kota hingga malam hari.

Diberitakan AFP, RUU ini dengan perolehan 64 suara dari total 120 kursi majelis.

Pemungutan suara ini sempat alot lantaran anggota parlemen oposisi melakukan pemboikotan dengan beberapa di antara mereka berteriak, "Memalukan! Memalukan!"

Penolakan itu tak cuma terjadi di dalam gedung. Para pengunjuk rasa yang berkumpul di luar parlemen juga ramai-ramai menolak dengan membunyikan klakson, memukul drum, dan mengibarkan bendera Israel.

Demonstrasi yang sudah dimulai sejak pagi menjelang pemungutan suara itu terus berlanjut hingga malam, terutama di Yerusalem dan Tel Aviv, pusat komersial negara tersebut.

Warga kompak memblokir jalan hingga polisi terpaksa menembakkan meriam air dan mengerahkan aparat berkuda untuk mengurai massa.

"Saya pikir akan ada perubahan atau kompromi, tapi jauh di lubuk hati, saya tahu ini akan terjadi dan itu benar-benar menyedihkan," kata seorang pedemo bernama Danny Akerman usai pemungutan suara.

"Kami perlu melanjutkan protes, terus menekan, dengan harapan bahwa mereka tidak akan melanjutkan ini lagi."

RUU yang diloloskan kali ini dinilai mengerdilkan peran Mahkamah Agung. Dengan RUU ini, MA tak bisa lagi membatalkan keputusan pemerintah jika dianggap "tidak masuk akal."

Para kritikus mengatakan amandemen cuma akan membuka pintu bagi pemerintah untuk menyalahgunakan kekuasaan.

Regulasi ini sendiri merupakan bagian dari serangkaian RUU yang diajukan dalam program reformasi sistem peradilan Israel.

Sejak diajukan pada Januari lalu, perombakan sistem peradilan ini memang ditentang keras oleh warga Israel dari berbagai kalangan, termasuk militer.

Seiring dengan penolakan ini, ribuan tentara hingga pasukan khusus Israel pun menyatakan ogah bertugas jika pemerintah tetap melanjutkan pengesahan RUU. Mantan petinggi militer bahkan memperingatkan kesiapan perang Israel bisa kacau.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sejauh ini sudah angkat suara soal pelolosan RUU. Netanyahu mengatakan bakal mengadakan dialog dengan oposisi guna mencapai kesepakatan menyeluruh pada akhir November mendatang.

"Kita semua sepakat bahwa Israel harus tetap menjadi demokrasi yang kuat, bahwa Israel harus terus melindungi hak-hak individu bagi semua orang, bahwa Israel tidak akan menjadi negara [hukum Yahudi], bahwa pengadilan akan tetap independen," kata Netanyahu setelah keluar dari rumah sakit usai dikabarkan dirawat menggunakan alat pacu jantung.

Sementara itu, Gedung Putih menyayangkan rancangan undang-undang kontroversial itu diloloskan. Washington menyebut amandemen mestinya dibuat dengan mencapai "konsensus seluas mungkin", demikian dilaporkan Reuters.

(blq/has)

Sentimen: negatif (99%)