Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Cirebon, Paris
Tokoh Terkait
Hacker Kawal Kasus Vina, Website Polres Cirebon Kota Diretas Lagi: SITUS INI SUDAH AING PANTAU
Tribunnews.com Jenis Media: Regional
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk kedua kalinya, website Polresta Cirebon Kota kembali diretas hacker.
Pada Kamis (27/6/2024) hari ini, jika mengetik kalimat 'Tuntaskan Kasus Vina' di mesin pencarian (Google), maka muncul pesan yang dibuat hacker tersebut di website Polresta Cirebon Kota sebelum mengeklik tautan.
Bahkan, terlihat pesan lain yang ditulis hacker di teaser website tersebut di hasil penelusuran.
Teaser itu berisi agar pihak kepolisian menegakkan keadilan untuk mengusut kasus tersebut.
Hacker pun memberikan ultimatum bahwa situs tersebut dalam pantauan mereka.
"Tunjukkan bahwa keadilan dan hukum ditegakkan dengan benar!! SITUS INI SUDAH AING PANTAU!! WE ARE ANONYMOUS !"
Warganet: Menyala terus bang, kawal terus kasus VinaKeberhasilan hacker yang kembali membobol website Polresta Cirebon Kota kembali diunggah di akun Instagramnya bernama @voltcyber_v2.
Warga net yang tak puas dengan kinerja kepolisian dalam kasus ini turut memberikan komentar.
"Menyala terus bang, kawal terus kasus Vina," tulis @febby_1986.
"Saking muaknya, jadi diretas," tulis @hani_marlin.
"Kasus Sambo aja kalah sama kasus Vina," tulis @fajarrizaldi.
Seperti diketahui Portal berita resmi Polres Cirebon Kota itu sebelumnya sempat dibobol peretas yang meninggalkan sebuah pesan menohok kepada pihak kepolisian, dalam hal ini Polresta Cirebon pada Rabu (26/6/2024).
Pesan itu bertuliskan ""Tuntaskan Kasus Vina!!! Hacked By Voltcyber".
Kalimat perintah itu seakan meminta agar pihak kepolisian mengusut kasus tersebut dengan adil.
Pasalnya, kasus pembunuhan Vina dan Eky yang terjadi tahun 2016 diwarnai sejumlah keanehan sejak awal proses penyidikan.
Bahkan, spekulasi berkembang telah terjadi 'permainan' yang dilakukan Iptu Rudiana, ayah almarhum Eky dalam kasus itu.
Setelah diretas, website tersebut sempat dipulihkan oleh pihak Polresta Cirebon Kota.
Hacker berhasil meretas situs resmi Polres Cirebon Kota. (Tribunnews.com)Pihak Polres Cirebon Kota membenarkan bahwa telah terjadi peretasan di website resminya.
Namun, saat ini situs tersebut sudah dipulihkan.
"Sudah kami pulihkan," balas pihak Polres Cirebon Kota kepada TribunJakarta.com di Instagram.
Jokowi Harus Turun TanganKuasa hukum Vina, Hotman Paris meminta agar Presiden RI, Joko Widodo turun tangan untuk menangani kasus Vina agar menjadi terang benderang.
Pasalnya, menurut Hotman, Jokowi lah sosok yang bisa menyelesaikan kasus tersebut sampai akarnya.
"Seluruh TikTok bu Widia, Youtube Dedi Mulyadi itu semua enggak ada gunanya lagi, karena nobody knows apa sebenarnya yang terjadi. Dan hanya bisa terbongkar kalau benar-benar Pak Jokowi mau keadilannya terbongkar, satu-satunya adalah bentuk tim pencari fakta," ujar Hotman Paris dilansir dari Youtube Cumi-cumi yang tayang pada Rabu (20/6/2024).
Hotman melihat, pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Jabar, hanya mau menyeret Pegi Setiawan ke meja hijau untuk divonis bersalah.
Setelah Pegi divonis dan dijebloskan ke dalam bui, pihak kepolisian akan menutup kasus tersebut sebab dua DPO sudah dianggap fiktif.
Hotman tidak melihat adanya ambisi lain dari pihak kepolisian untuk membongkar apa yang sebenarnya terjadi.
"Jadi penyidikan yang sekarang akan membuat rakyat kecewa karena tidak dapat apa yang sebenarnya terjadi, misterinya tidak akan terbongkar," tambahnya.
Ia pun menyebut kunci dari terurainya simpul-simpul kasus tersebut yaitu memeriksa Iptu Rudiana dan seluruh para penyidik yang menangani kasus ini di tahun 2016.
Hasil pemeriksaan tersebut juga harus dibuka secara transparan.
Jika tidak, misteri dari kasus pembunuhan Vina dan Eky selamanya tidak akan pernah terbongkar.
"Propam (Profesi dan Pengamanan) itu kan bagian dari kepolisian, kalau kepolisian tidak mau membongkar kejadian 2016, sudah begitu lama rakyat protes mana hasil pemeriksaan atas penyidik tahun 2016 jangan hanya pak Rudiana yang diperiksa, ini harus penguasa tertinggi di negeri ini (yang turun tangan)," pungkasnya.
Sentimen: negatif (98.5%)