Sentimen
Positif (99%)
17 Okt 2024 : 02.29
Tokoh Terkait

Pengamat Militer Ungkap Kriteria Pengganti Prabowo Sebagai Menhan

17 Okt 2024 : 09.29 Views 1

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Pengamat Militer Ungkap Kriteria Pengganti Prabowo Sebagai Menhan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Tak lama lagi, Menteri Pertahanan (menhan) Prabowo Subianto akan dilantik sebagai Presiden Indonesia periode 2024-2029. Sepanjang lima tahun menjabat sebagai menhan, Prabowo berupaya untuk terus memodernisasi alutsista TNI, meningkatkan kesejahteraan prajurit, dan mengedepankan dialog antarnegara untuk menjaga stabilitas global.

Dengan naiknya Prabowo sebagai Presiden ke-8 Indonesia, Indonesia diharapkan dapat memegang peranan yang lebih aktif dalam diplomasi dan politik luar negeri.

Pengamat militer Tasha Imansyah mengatakan bahwa keinginan untuk berperan aktif dalam diplomasi perlu diimbangi dengan kekuatan militer sebagai daya gentar (deterrent effect).

“Kekuatan militer Indonesia secara kuantitas memang masih mencukupi, namun perlu diingat bahwa banyak alutsista yang sudah berumur,” ujar Tasha saat dihubungi di Jakarta pada Selasa (15/10) pagi.

Menurutnya, apa yang sudah dilakukan Prabowo sebagai menteri pertahanan perlu dilanjutkan penggantinya sehingga postur kekuatan TNI menjadi lebih ideal dan optimal. Namun, lanjutnya, penguatan postur TNI yang ideal tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, apalagi Prabowo juga harus menunaikan janji kampanyenya yang menelan biaya besar.

Salah satunya adalah mewujudkan meningkatkan anggaran pertahanan hingga mencapai 2% dari PDB.

“Dengan besarnya anggaran tersebut, diharapkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan prajurit terutama untuk para prajurit yang bertugas di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar),” jelasnya.

Untuk itu, lanjutnya, siapapun yang akan mengisi posisi Menteri Pertahanan Indonesia diharapkan mampu melakukan kerja Prabowo dengan maksimal, piawai dalam melakukan pengawasan anggaran sehingga program modernisasi alutsista berjalan dengan efektif dan efisien, serta mendorong perkembangan industri pertahanan dalam negeri melalui program offset dan ToT (transfer of technology).

“Di sisi lain, pembentukan angkatan siber juga menuntut adanya kompetensi dalam memahami perang pernika,” terang Tasha.

Nantinya, setelah sosok pengganti menhan resmi dilantik, beberapa pekerjaan rumah yang perlu dikejar adalah menjaga kesiapan pasukan di daerah rawan seperti di Papua dan Laut Natuna Utara agar semakin kondusif, serta memastikan bahwa proyek modernisasi yang belum tuntas dapat berjalan lancar baik dari segi pembiayaan kontrak, maupun proses pengerjaannya.

Tasha juga berharap kepada Menteri Pertahanan Indonesia yang baru dapat memperjuangkan peningkatan anggaran pertahanan TNI, meneruskan program modernisasi alutsista TNI, melakukan efisiensi terhadap anggaran dan meningkatkan kesejahteraan TNI dan veteran. (nhn)

Caption: Letjen (Purn) TNI Sjafrie Sjamsoeddin digadang-gadang menggantikan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan Indonesia. Sementara Prabowo Subianto dijadwalkan akan dilantik sebagai Presiden ke-8 Indonesia pada Minggu (20/10) mendatang. (Pram/Fajar)

Sentimen: positif (99.9%)