Harianjogja.com, SLEMAN—BPBD Sleman akhirnya mulai menyalurkan bantuan air bersih ke Masyarakat di musim kemarau tahun ini mulai Rabu (9/10/2024). Bantuan perdana diberikan kepada ratusan warga di Padukuhan Jonggrangan, Sendangrejo, Minggir.

“Pecah telur, Rabu malam ada bantuan air ke warga di Padukuhan Jonggrangan, Sendangrejo,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Bambang Kuntoro melalui pesan suara, Kamis (10/10/2024).

Dia menjelaskan, penyaluran bantuan diberikan karena ada permintaan secara resmi dari padukuhan. Berdasarkan informasi yang diterima, warga sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih karena sumur yang dimiliki mulai mengering.

Adapun pasokan dari PDAM juga berkurang sehingga meminta bantuan. Bantuan perdana yang diberikan sebanyak 10.000 liter air bersih.

Rinciannya, sebanyak 8.000 liter dipasok ke toren air milik PDAM yang digunakan memenuhi kebutuhan bagi warga di RT03, 04 dan 05. Adapun bantuan sebanyak 2.000 liter disalurkan ke penampungan air di RT01.

“10.000 liter air ini bisa mencukupi kebutuhan sebanyak 170 kepala keluarga atau 450 jiwa,” ungkapnya.

Bambang memastikan akan terus menyalurkan bantuan air, namun dengan catatan ada permintaan secara resmi. Penyaluran tidak hanya untuk warga di Padukuhan Jonggrangan karena di wilayah lain juga diperlakukan yang sama.

“Ya kalau ada permintaan, pasti akan kami salurkan bantuan air bersih,” katanya.

BACA JUGA: Musim Hujan Segera Tiba, BPBD Sleman Lakukan Pengecekan Peralatan Kebencanaan

Ditambahkannya, untuk bantuan air bersih di tahun ini, BPBD Sleman mengalokasikan sebanyak 163 tangki atau setara 815.000 liter. “Stoknya masih banyak tersedia, karena kami baru menyalurkan sekali penyaluran bantuan air bersih,” katanya.

Dukuh Jonggrangan, Sendangrejo, Minggir, Dwi Wisnu Subiyakto membenarkan pada Rabu malam mendapatkan bantuan air bersih dari BPBD. Ia menjelaskan, warga kesulitan mendapatkan air dikarenakan sumber yang dimiliki mulai mengering.

“Sumur-sumur warga itu ada, tapi airnya tidak banyak. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan ada yang mengambil air dari Sendang Penjalin karena memang sumur yang dimiliki mengering,” katanya.

Untuk pasokan air bersih, Subiyakto mengakui sudah ada bantuan pembangunan Spamdus. Hanya saja, saat kemarau debitnya berkurang sehingga pasokan menjadi tersendat.

“Sudah mulai telat saat disedot dengan mesin pompa sehingga pasokan air ke warga tidak maksimal karena harus menunggu lama agar bisa mengalir. Itu pun juga tidak berlangsung lama sehingga diputuskan meminta bantuan,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News