Sentimen
Positif (96%)
13 Okt 2024 : 04.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Sleman, Bantul, Gunungkidul

Dinkes DIY Catat 52 Kasus Bunuh Diri Sepanjang 2024, Terbanyak di Gunungkidul

Harianjogja.com Harianjogja.com Jenis Media: News

13 Okt 2024 : 04.30
Dinkes DIY Catat 52 Kasus Bunuh Diri Sepanjang 2024, Terbanyak di Gunungkidul

Harianjogja.com, JOGJA—Fenomena kasus bunuh diri tengah marak beberapa waktu terakhir di wilayah DIY. Dalam seminggu terakhir terdapat enam kasus di berbagai tempat dan sampai dengan Oktober ini total ada 52 kasus bunuh diri di seluruh DIY 

Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan, dari 52 kasus itu terbanyak ada di Gunungkidul, Sleman, Bantul, Kulonprogo dan Kota Jogja. Namun pihaknya enggan merinci berapa jumlah detail kasus di tiap kabupaten kota. 

BACA JUGA: Cegah Bunuh Dini, Peran Media Perlu Dioptimalkan

"Di Gunungkidul lebih banyak karena masalah faktor ekonomi. Kemudian masalah penyakit yang tidak sembuh-sembuh dan rata-rata usianya di atas 50 tahun," katanya, Kamis (10/10/2024). 

Sementara di Sleman akar masalahnya yakni faktor ekonomi, konflik, dan ada juga akibat pemuda yang kepribadian introvert termasuk masalah pinjaman online atau pinjol serta penyakit kronis dengan rentang umur 20-60 tahun. 

"Upaya untuk menekannya kami sudah melakukan edukasi. Kami juga pernah melatih kader kesehatan jiwa, khususnya kader kesehatan jiwa ini diminta untuk mendampingi pasien yang gangguan jiwa," ujarnya. 

Pasien rumah sakit jiwa yang telah kembali ke masyarakat dipantau kondisinya untuk memastikan obat yang dikonsumsinya rutin, termasuk kesiapan masyarakat untuk menerima kembali pasien tersebut. Sebab lingkungan yang nyaman bagi mantan pasien rumah sakit jiwa sangat penting. 

"Kami juga bekerja sama dengan beberapa kampus melakukan seminar dan melakukan literasi juga," jelasnya. 

BACA JUGA: Tips Cegah Ide Bunuh Diri, Jaga Tubuh Aktif dan Terkena Sinar Matahari

Di sisi lain, upaya skrining kesehatan jiwa juga terus digalakkan. Pada saat event tertentu pihaknya membuka stand pojok skrining kesehatan jiwa untuk mengidentifikasi sejak awal guna mencegah kasus yang merugikan. 

"Ini yang kami kuatkan kalau orang pergi memeriksakan jiwanya bukan karena dia sakit jiwa, justru karena dia ingin sehat jiwanya," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sentimen: positif (96.9%)