Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Senayan
Ferdinand Hutahean: Jika SBY Mau Selingkuh dengan Konstitusi, AHY Lebih Layak Jadi Wapres Dibanding Gibran
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ferdinand Hutahaean mengeluarkan pernyataan keras terkait dugaan adanya penyalahgunaan konstitusi demi membangun politik dinasti di pemerintahan saat ini.
Ia secara tegas menantang Presiden yang dianggap "berselingkuh" dengan konstitusi untuk memuluskan politik dinasti.
Ferdinand menyebut, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa saja melakukan hal serupa, tentu terhadap putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut Ferdinand, AHY memiliki kapasitas dan kapabilitas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Gibran, bisa saja menjadi Wakil Presiden.
"Andaikan dulu SBY mau selingkuh dengan konstitusi, tentu AHY yang jauh lebih tinggi kualitasnya kapasitas kapabilitasnya dari Gibran akan jadi Wapres," ujar Ferdinand dalam keterangannya di aplikasi X @ferdinand_mpu (11/10/2024).
Ferdinand juga menambahkan bahwa dirinya telah banyak mendengar nasihat tentang nasionalisme dari SBY.
Ferdinand bilang, SBY selalu menekankan pentingnya integritas dan tidak boleh ada kesalahan dari seorang pemimpin, apalagi seorang Presiden.
"Saya banyak mendengar ajaran nasehat tentang nasionalisme dan bagaimana Presiden atu pemimpin tidak boleh salah dari Pak SBY," tandasnya.
Sebelumnya diketahui, Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam acara Peluncuran Buku Perjalanan dan Capaian Kabinet Indonesia Bersatu I di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (10/10/2024), menegaskan bahwa selama masa kepemimpinannya, dirinya selalu menjunjung tinggi sistem dan konstitusi.
Meski mengakui adanya kekurangan selama dua periode kepemimpinannya, SBY dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tidak pernah menyimpang atau merusak aturan dasar negara demi kepentingan pribadi atau politik.
"Kita tidak berselingkuh kepada sistem, kepada konstitusi, kepada hal-hal yang patut dipedomani dalam kehidupan bernegara," tegas SBY.
Pernyataan ini disampaikan SBY sebagai bentuk penegasan bahwa selama menjabat, ia mematuhi konstitusi tanpa mengambil langkah-langkah yang menyimpang atau tidak etis.
Meskipun tidak menyebut pihak tertentu, komentar SBY ini diduga merupakan sindiran terhadap mereka yang dianggap menyalahgunakan konstitusi demi kepentingan politik tertentu.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: netral (79.8%)