Sentimen
Positif (99%)
2 Okt 2024 : 00.26

Dibawah Pimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Citra Positif Polri Meningkat di Tingkat Internasional– Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terus membawa citra positif bagi instansi Polri.

TVOneNews.com TVOneNews.com Jenis Media: News

2 Okt 2024 : 00.26
Dibawah Pimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Citra Positif Polri Meningkat di Tingkat Internasional– Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terus membawa citra positif bagi instansi Polri.

Jakarta, tvOnenews.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terus membawa citra positif bagi instansi Polri hingga tingkat internasional.

Terbaru, citra positif Polri turut diperoleh dari hasil peningkatan International Police Science Association (IPSA) berkolaborasi dengan Institute for Economics and Peace (IEP).

Riset IPSA dan IEP itu pun disajikan dalam laporan bertajuk World Internal Security and Police Index (WISPI) 2023 dengan mengukur kemampuan kepolisian suatu negara dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat maupun keselamatan anggotanya.

"Hasilnya, Polri menempati peringkat ke-63 dari 125 negara dengan skor rata-rata 0,510 atau naik 21 peringkat dibanding sebelumnya di posisi 84 dari 127 negara. Sebuah lompatan signifikan yang diakui dunia internasional," kata Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwidalam keterangannya, Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Haidar menuturkan riset tersebut menggunakan 12 indikator yang dikelompokkan ke dalam 4 domain berbeda.

Poin pertama yakni kapasitas berupa mengevaluasi sumber daya yang dialokasikan masing-masing negara untuk memperkuat aparat keamanan dalam negerinya.

Poin kedua yakni proses berupa menyelidiki efektivitas penggunaan sumber daya.

Poin ketiga yakni legitimasi berupa mengukur sentimen publik terhadap aparat keamanan.

Poin keempat yakni hasil berupa meneliti ancaman yang ada terhadap keamanan dalam negeri pada tahun tertentu.

Haidar menjelaskan Polri mendapatkan skor masing-masing 0,380 (kapasitas), 0,130 (proses), 0,580 (legitimasi), dan 0,920 (hasil) dari masing-masing domain tersebut.

Meurutnya pada Polri berhasil menduduki peringkat ketiga dari 125 negara dengan mengungguli dibawah Norwegia (0,940) dan Singapura (0,960) dan lebih tinggi dari Denmark (0,890) dan Finlandia (0,880) dari domain hasil.

"Artinya, gangguan keamanan yang ada saat ini termasuk berisiko rendah dan bukan ancaman serius bagi keamanan dan ketertiban dalam negeri Indonesia," jelas R Haidar Alwi.

Kendati demikian, Haidar berpesan agar Polri tak dapat berpuas diri dengan hasil perolehan peningkatan posisi pada riset tingkat internasional tersebut.

Pasalnya, masih terdapat sejumlah domain yang hasilnya memiliki skor rendah hingga diperlukan upaya peningkatannya.

"Diperlukan perbaikan pada domain kapasitas dan domain proses terkait alokasi dan efektivitas sumber daya yang skornya masih lebih rendah dari dua domain lainnya," imbuh R Haidar Alwi.

Haidar menilai upaya perbaikan pada setiap lini diperlukan mengingat angka kriminalitas di Indonesia, Asia Tenggara hingga benua Asia terus mengalami peningkatan.

Data Global Criminalization Crime Index mencatat Indonesia menempati peringkat ke-21 dalam daftar negara dengan tingkat kriminalitas tertinggi di dunia dengan skor 6,85 poin pada tahun 2023 atau naik 0,48 poin dibanding tahun 2022.

Sedangkan tingkat kriminalitas di Asia Tenggara naik 0,37 poin menjadi 5,82 poin menyusul kriminalitas di Asia naik 0,17 poin menjadi 5,47 poin.

Semenatara, secara global tingkat kriminalitas naik 0,16 poin menjadi 5,03 poin.

"Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, sinergitas dengan lembaga lain serta melihat terobosan dan perbaikan kinerja yang signifikan, saya optimis Polri mampu mengendalikan gangguan kamtibmas menghadapi tantangan keamanan dalam negeri, kawasan dan global," katanya.

Diketahui, IPSA adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan tahun 2013 dan terdaftar di Amerika Serikat.

Sedangkan IEP merupakan lembaga riset, konsultan dan pelatihan yang didirikan tahun 2007 dan berbasis di Australia. (raa)

Sentimen: positif (99.9%)