Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UGM
Kab/Kota: Gunungkidul
Kasus: kebakaran
Tokoh Terkait
KLHK Klaim Perhutanan Sosial Tingkatkan Pendapatan Masyarakat Sekitar Senin, 30/09/2024, 13:33 WIB
Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, menyebut jika pendapatan masyarakat saat ini meningkat hingga Rp2,3 juta berkat adanya pemberdayaan di bidang perhutanan sosial. Dia merinci jika ada sekitar 1,4 juta rumah tangga yang meningkat pendapatannya.
"Perhutanan sosial kini telah mencakup 8,018 juta hektare untuk akses sekitar 1,4 juta rumah tangga terhadap hutan. Artinya, kita meningkatkan akses masyarakat terhadap hutan sebesar 8 juta hektare dibandingkan tahun 2015 yang hanya 400.000 hektare. Kekayaan masyarakat pun meningkat sekitar Rp2,3 juta per bulan per rumah tangga berkat perhutanan sosial," kata Siti dalam keterangan yang diterima Warta Ekonomi, Senin (30/9/2024).
Baca Juga: Kolaborasi, KLHK, Astra & UGM Komitmen Lestarikan Hutan Wanagama Gunungkidul
Hal tersebut dia sampaikan saat acara bersepeda bersama pada duta besar yang tergabung dalam Ambassador's Bamboo Bike Club. Adapun acara tersebut digelar dengan harapan dapat meningkatkan kerja sama dan kemitraan di bidang perhutanan sosial, lingkungan, dan kehutanan di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Siti Nurbaya juga angkat bicara soal transisi kepemimpinan yang berkaitan dengan agenda kehutanan dan lingkungan.
"Kita akan menghadapi transisi pergantian kepemimpinan, dan agenda tentang kehutanan serta lingkungan sudah kami informasikan baik kepada Presiden Jokowi, maupun Presiden berikutnya Prabowo, juga posisi kita saat ini berada di mana. Pada pameran perhutanan sosial yang digelar hari ini, dapat dilihat bahwa program-program yang kami buat sebagian besar langsung menyasar masyarakat, jadi kami berharap kerja sama kita terus berjalan secara berkelanjutan," ucap dia.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Mahfudz selaku Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Hidup (PSKL) KLHK menjabarkan jika saat ini sudah terdapat 13.784 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari 7.871 KUPS biru, 4.718 KUPS perak, 1.136 KUPS emas, dan 59 KUPS platinum.
"Kelompok perhutanan sosial mengembangkan usahanya dengan potensi dan membentuk KUPS dalam rangka meningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraan, selaras dengan upaya pelestarian hutan dan lingkungan. Perhutanan sosial juga memberikan dampak yang signifikan dari aspek ekonomi, sosial, dan ekologi," ujarnya.
Baca Juga: Hadapi Krisis Iklim, Hutan Wakaf Jadi Model Pengelolaan Hutan yang Inovatif
Peningkatan ekonomi masyarakat kelompok perhutanan sosial, kata Mahfudz, sedikit banyak berdampak pada desa dalam skala regional. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan indeks desa membangun (IDM).
“Selain itu, pada tahun 2016-2021 menunjukkan terjadinya peningkatan kualitas pada area hutan sosial yang didorong oleh tata kelola kawasan dan pemanfaatannya melalui program agro-kehutanan, yang memberikan dampak pada lima pembangunan berkelanjutan,” tuturnya.
Mahfudz juga menyebut jika ada lima pembangunan berkelanjutan yang dicapai. Di antaranya tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kesetaraan gender, penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, serta penanganan perubahan iklim.
Baca Juga: Anak Perusahaan Grup Bakrie Diberi Waktu Tujuh Hari Untuk Negosiasi Hutang Rp 7,8 Triliun
Lebih lanjut, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Kruger Giverin, mengapresiasi upaya Pemerintan Indonesia untuk terus menurunkan dampak deforestasi dan pencemaran lingkungan melalui berbagai upaya, termasuk salah satunya perhutanan sosial.
"Terima kasih atas acara yang menarik pada hari Minggu ini, duta besar bersepeda, dan kami sangat menikmati semuanya. Ini menunjukkan kepemimpinan Menteri LHK bahwa selama ini yang dilakukannya bukan hanya sekadar administratif, melainkan juga pencapaian luar biasa di Indonesia untuk mengurangi deforestasi," ucap Rut.
Dirinya juga menekankan pentingnya pengembangan program perhutanan sosial di Indonesia lantaran cukup menarik perhatian di tingkat global.
Baca Juga: Cari Kayu di Hutan, Warga Siak Diterkam Harimau
"Hasilnya sangat penting di level global, jadi apa yang Indonesia lakukan untuk mengurangi deforestasi, mencegah kebakaran hutan, mengelola gambut, mengembangkan program perhutanan sosial yang ekstensif, kita lihat hari ini sangat menarik perhatian di tingkat global," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Sentimen: positif (100%)