Sentimen
Tokoh Terkait
Kecam Pembubaran Diskusi Kebangsaan, Anas Urbaningrum: Alergi Terhadap Pikiran Kritis Bahaya bagi Masa Depan Indonesia
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional (PKN), Anas Urbaningrum, mengecam keras pembubaran diskusi kebangsaan yang terjadi di Kemang, Jakarta.
Dikatakan Anas, kebebasan untuk berkumpul, berdiskusi, dan menyampaikan pendapat adalah hak yang dijamin oleh Konstitusi dan seharusnya dilindungi oleh aparat keamanan.
"Aparat keamanan justru harus menjaganya," ujar Anas dalam keterangannya di aplikasi X @anasurbaningrum (29/9/2024).
Anas menegaskan bahwa jika ada tindakan makar atau pemberontakan, hal itu memang seharusnya ditindak tegas.
"Kalau makar, memberontak, tentu beda. Tangkap saja," ucapnya.
Namun, ia mempertanyakan mengapa dalam negara Demokrasi Pancasila, peristiwa premanisme yang membubarkan diskusi bisa terjadi.
"Ini ganjil. Kok ada di negara Demokrasi Pancasila, preman ngobrak-abrik, membubarkan diskusi," tukasnya.
"Jangan terjadi lagi. Cukup itu kemarin di Kemang menjadi peristiwa buruk yang terakhir," sambung dia.
Ia menegaskan bahwa diskusi dan ekspresi pikiran, meskipun kritis dan keras, tidak akan membahayakan negara.
"Diskusi dan ekspresi pikiran, sekritis dan sekeras apapun tidak akan pernah membahayakan negara. Justru bisa menyehatkan jalan pikiran bernegara," sebutnya.
Sebaliknya, menurut Anas, hal tersebut justru dapat menyehatkan proses berpikir bernegara dan mendorong perkembangan demokrasi
"Pikiran-pikiran alternatif diperlukan untuk menyehatkan dan menggerakkan turbin demokrasi," Anas menuturkan.
Anas juga menegaskan bahwa alergi terhadap pemikiran kritis hanya akan menambah kejumudan dan kemandegan dalam berbangsa dan bernegara.
"Alergi terhadap pikiran kritis, pikiran alternatif untuk sumber kejumudan. Sumber kemandegan. Justru itu bahaya bagi masa depan Indonesia," kuncinya.
Diketahui, acara itu juga dihadiri mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Din mengecam keras aksi anarkisme tersebut.
"Apa yang terjadi tadi adalah kejahatan demokrasi. Kita membiarkan mereka berorasi sebagai manifestasi demokrasi, tapi ketika mereka masuk dan merusak, ini adalah anarkisme," kata Din Syamsuddin dalam jumpa persnya yang dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (28/9/2024).
Selain Din Syamsuddin, juga hadir dalam jumpa pers Refly Harun, Said Didu, Sunarko, dan lain sebagainya.
Din Syamsuddin menyebutkan, kejadian tersebut tidak hanya memalukan, tetapi mengganggu dan merusak kehidupan dan kebangsaan.
Dalam kesempatan itu, dia menyoroti tanggung jawab kepolisian. (Muhsin/Fajar)
Sentimen: negatif (99.8%)