Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tangerang
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Rompi Anak Mulyono, Netizen: Paling Kampungan Menggunakan Pakaian sebagai Tanda Menjawab Apa yang Dirasakan Masyarakat
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Pembahasan soal rompi yang digunakan Kaesang saat blusukan ke Kampung Barat, Desa Daru, Jambe, Tangerang cukup ramai.
Kehadirannya didampingi oleh calon bupati dan calon wakil bupati Kabupaten Tangerang, Zulkarnain-Lerru Yustira.
Pakaian yang dikenakan Kaesang Pangarep disorot. Bukan karena style atau harganya namun tulisan di atas rompi hitam itu.
Kaesang dengan bangga memakai rompi bertuliskan Anak Mulyono. Mulyono sendiri merupakan nama kecil Presiden Joko Widodo sebelum namanya sekarang.
Seorang content creator berkomentar soal rompi yang dikenakan anak bungsu Jokowi itu.
“Rompi yang dikenakan Kaesang bertuliskan Putra Mulyono yang dia pakai blusukan sebagai ketua umum PSI, merupakan kasta paling kampungan menggunakan pakaian sebagai tanda menjawab apa yang dirasakan masyarakat,” katanya dikutip @dosen_fashyun Jumat (27/9/2024).
Dia menjelaskan pakaian yang digunakan seseorang adalah tanda bagaimana dia menyatakan diri sendiri sebagai bentuk interpretasi atas dirinya.
“Menggambar, memprinting bertuliskan putra Mulyono artinya dia ingin viral dan menyatakan bahwa ‘emang gue takut bapak gue presiden,” sambungnya.
Pemilik akun bernama Dino Augusto itu melihat ada tiga hal yang melatarbelakangi tindakan suami Erina Gudono itu.
“Dia tau akan banyak kamera dan akan banyak orang yang bakal foto sama dia dan bakal viral. Nama Mulyono yang merupakan kegeraman publik dianggap enteng oleh dia,” ungkapnya.
Kedua adalah Kaesang dinilai tidak memiliki empati terhadap kemarahan rakyat yang dituangkan ke dalam nama Mulyono ini.
“Empati zero, ketika masyarakat sedang ngamuk bahwa Mulyono itu adalah lambang dari kengamukan publik yang tidak sesuai dengan Jokowi, dia nggak peduli, tutup kuping,” sambungnya.
Dia juga menyoroti kemampuan Kaesang sebagai pemimpin sebuah partai. Dia menganggap Kaesang sangat tidak mumpuni dengan jabatannya.
“Menggambarkan ketidakmumpuninya atau ketidakpantasannya beliau menjadi ketua umum, atau sebagai publik figur, atau sebagai pemimpin daerah atau pemerintah, atau pejabat,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menganggap sosok Kaesang terlalu banyak membuat bercandaan yang sama sekali tidak lucu, justru tambah memicu kekesalan publik.
“Kalau ketua umumnya kebanyakan bercanda kayak begini tidak mengindahkan panggilan KPK, tidak mengindahkan opini publik, partai tersebut harus mikir deh ketua umumnya kayak gini, mau dibawa kemana partainya,” pungkasnya. (Elva/Fajar).
Sentimen: negatif (66%)