Sentimen
Positif (100%)
25 Sep 2024 : 01.35

Dua Gaya, Satu Layar, Begini Perbedaan SBY dan Jokowi dalam Menilai Karya Film

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

25 Sep 2024 : 01.35
Dua Gaya, Satu Layar, Begini Perbedaan SBY dan Jokowi dalam Menilai Karya Film

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dua akun di X menampilkan perbedaan dalam menyampaikan penjelasan karya seni antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Jokowi.

Perbedaan ini dilihat setelah menonton film, menggambarkan dua gaya yang sangat berbeda dalam memberikan tanggapan terhadap film yang mereka tonton.

Dalam video wawancara, SBY menunjukkan analisis yang mendalam, dengan menyoroti aspek estetika, kualitas akting, penyutradaraan, musik, serta pesan moral yang kuat dari film Laskar Pelangi.

"Dari segi estetika, keindahan film Laskar Pelangi ini luar biasa. Saya harus memberikan apresiasi yang tinggi," ujar SBY dalam video yang diunggah akun @HabisNontonFilm, dikutip Minggu (22/9/2024).

Dikatakan SBY, karena menganggap film tersebut sangat layak menjadi tontonan masyarakat, maka ia secara langsung mengiklankannya.

"Olehnya itu saya ikut mengiklankan agar lebih banyak lagi saudara-saudara kita bisa menonton film Laskar Pelangi ini," ucapnya.

Ia secara sistematis memberikan apresiasi kepada seluruh elemen film dan bahkan mengaitkannya dengan pentingnya pendidikan dan ekonomi kreatif nasional.

"Catatan saya, sangat jelas bagi siapapun, orangtua, anak-anak kita, bahwa pendidikan adalah benar-benar masa depan," tukasnya.

"Kita diingatkan dengan kondisi yang serba minim, dia (aktor Laskar Pelangi) sangat gigih. Pesan-pesan yang disampaikan guru juga jelas," sambung dia.

Dijelaskan SBY, cerita dalam film itu betul-betul merupakan realita yang terjadi di seluruh tanah air, maka mesti menjadikannya sebuah atensi.

"Maka upaya kita, meningkatkan pendidikan bukan hanya sebelum anggarannya mencapai 20 persen, tentu lebih efektif mencapai sasaran," sebutnya.

Ia pun merasa bersyukur karena perfilman tanah air semakin maju dan menghasilkan karya-karya yang berkualitas.

"Saya kira film seperti ini sangat bisa dilihat saudara-saudara kita di negara yang lain. Karena pesannya jelas, ekspresi dari kehidupan yang patut kita berikan apresiasi itu jelas," imbuhnya.

SBY berharap, ekonomi juga bisa terus mengalir pada industri perfilman. Dengan begitu, Indonesia bisa semakin dilihat oleh negara-negara tetangga.

"Kita berharap ekonomi perfilman juga tumbuh, ekonomi kreatif juga tumbuh, saya mengajak kepada putra-putri Indonesia yang berjiwa seni untuk menggarap film-film seperti ini," tandasnya.

Warganet yang menonton video itu umumnya memuji penjelasan SBY yang disebutnya runut dan bahkan sangat mudah dipahami.

Sementara itu, Presiden Jokowi, setelah menonton film Dilan 1990, juga memberikan tanggapan. Video tanggapan itu diunggah akun Jejak digital., @ARSIPAJA.

Pada video itu, Jokowi menekankan kesederhanaan pengambilan gambar yang pas, yang menurutnya menjadi faktor utama kesuksesan film.

"Saya tadi melihat film Dilan ini, sebuah kesederhanaan yang diambil sudutnya dengan sudut pandang, dengan kamera yang pas," kata Jokowi.

Jokowi juga memuji film tersebut karena menggambarkan pacaran anak muda dengan cara yang sederhana dan tidak berlebihan, yang dinilainya menjadi daya tarik bagi masyarakat.

"Jadinya, semuanya kaget dan menjadi sebuah booming. Ini udah lebih dari 7 juta kan? Inilah sebuah pacaran anak muda tapi diambil dari kamera yang sederhana tapi pas," Jokowi menuturkan.

"Tidak berlebihan tetapi justru pastinya itu yang menyebabkan masyarakat menjadi semuanya ingin nonton. Dan, saya harus sampaikan ini (menaikkan dua jempol tangannya)," tambah Jokowi.

Perbedaan gaya ini mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam memberikan tanggapan terhadap sebuah karya seni.

Pada posisi tersebut, SBY memberikan analisis yang lebih formal dan terstruktur, sementara Jokowi banyak warganet yang mengaku bingung dengan penjelasannya. (Muhsin/Fajar)

Sentimen: positif (100%)