Sentimen
Negatif (80%)
24 Sep 2024 : 15.30
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Indonesia

Kasus: pengangguran, PHK, korupsi

Tokoh Terkait

Lompatan Malaysia Menuju Negara Kaya

24 Sep 2024 : 15.30 Views 14

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Lompatan Malaysia Menuju Negara Kaya

Jakarta -

Malaysia dalam dua tahun ke depan diprediksi bakal melompat menjadi negara kaya dan maju karena pendapatan per kapita per medio tahun lalu telah mencapai USD 13.034. Sementara, Indonesia yang sudah sejak 1982 menjadi negara berpendapatan menengah masih terjebak dalam middle-income trap karena sampai tahun lalu memiliki pendapatan per kapita USD 4.919,7.

Angka pendapatan per kapita Malaysia tersebut mendekati ambang batas yang ditetapkan oleh Bank Dunia untuk status negara berpendapatan tinggi, yaitu USD 13.205. Dengan berbagai kebijakan strategis dan reformasi ekonomi yang telah berjalan, Malaysia semakin mendekati tujuan ini, yang akan menandai transformasi signifikan dalam perekonomiannya.

Telah Lama Terperangkap

Malaysia telah lama terperangkap dalam fenomena yang disebut sebagai middle-income trap, di mana negara yang telah mencapai tingkat pendapatan menengah kesulitan untuk terus melaju dan menjadi negara berpendapatan tinggi. Setelah sekian dekade bergulat dengan tantangan ini, Malaysia mulai menunjukkan tanda-tanda keberhasilan dalam upayanya keluar dari jebakan tersebut. Keberhasilan ini bukanlah hasil dari satu kebijakan tunggal, melainkan buah dari kombinasi berbagai upaya reformasi, inovasi, dan investasi strategis yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.

Fenomena middle-income trap telah menjadi momok bagi banyak negara berkembang, termasuk Malaysia. Negara ini menikmati pertumbuhan ekonomi yang pesat pada akhir abad ke-20, namun mengalami perlambatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ketergantungan pada ekspor sumber daya alam, seperti minyak dan kelapa sawit, membuat perekonomian Malaysia rentan terhadap fluktuasi harga komoditas. Kondisi ini menyebabkan Malaysia sulit beralih dari ekonomi berbasis sumber daya ke ekonomi berbasis inovasi dan teknologi.

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Malaysia kini berada di jalur yang benar untuk melepaskan diri dari middle-income trap. Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah diversifikasi ekonomi. Malaysia mulai mengalihkan fokusnya dari sektor-sektor tradisional ke industri-industri dengan nilai tambah yang lebih tinggi, seperti manufaktur berteknologi tinggi, layanan digital, dan pariwisata. Diversifikasi ini tidak hanya membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mengurangi ketergantungan Malaysia pada ekspor sumber daya alam yang rentan terhadap guncangan pasar global.

Di sisi lain, Malaysia juga memanfaatkan revolusi industri keempat sebagai landasan bagi pertumbuhan ekonominya. Inovasi dan digitalisasi menjadi kunci dalam transformasi ekonomi negara ini. Program MyDigital, misalnya, bertujuan untuk mempercepat adopsi teknologi digital di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, kesehatan, hingga pendidikan.

Langkah tersebut tidak hanya meningkatkan daya saing Malaysia di tingkat regional, tetapi juga menjadikannya sebagai salah satu pusat digital terkemuka di Asia Tenggara. Dengan memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), big data, dan Internet of Things (IoT), Malaysia mampu mendorong produktivitas dan efisiensi yang lebih tinggi di berbagai sektor ekonomi.

Pembangunan infrastruktur yang masif juga menjadi salah satu faktor penting dalam perjalanan Malaysia keluar dari jebakan kelas menengah. Melalui proyek-proyek besar Malaysia memperkuat konektivitas transportasi dan komunikasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur yang baik menjadi daya tarik bagi investor asing yang ingin menanamkan modal di Malaysia, serta memudahkan arus perdagangan barang dan jasa, baik di dalam maupun luar negeri.

Selain itu, Malaysia juga berfokus pada pengembangan sumber daya manusia. Pemerintah memahami bahwa untuk keluar dari middle-income trap, negara membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berpendidikan tinggi. Malaysia investasi habis-habisan di bidang pendidikan. Hasilnya, kampus-kampus Malaysia duduk di peringkat-peringkat atas dunia bahkan Universitas Malaya ada di peringkat 60 dunia versi WUR QS World. Indonesia sendiri diwakili Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik masih duduk di peringkat 200-an.

Malaysia juga melaksanakan banyak program pelatihan. Berbagai program pelatihan telah diluncurkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Malaysia. Investasi besar-besaran dalam pendidikan dan pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tuntutan pasar kerja global yang semakin kompleks dan berbasis teknologi. Dengan tenaga kerja yang kompeten, Malaysia dapat bertransformasi menjadi ekonomi yang lebih inovatif dan berdaya saing tinggi.

Tidak Sepenuhnya Mulus

Meski demikian, jalan menuju status negara maju tidak sepenuhnya mulus. Malaysia masih menghadapi sejumlah tantangan yang harus diatasi, termasuk ketimpangan pendapatan antarwilayah, ketergantungan pada tenaga kerja asing, dan tantangan dalam pengelolaan utang negara. Reformasi di sektor keuangan dan administrasi publik diperlukan untuk menciptakan iklim bisnis yang lebih kondusif dan transparan, sehingga investor asing semakin tertarik untuk berinvestasi di Malaysia.

Sedangkan Indonesia diprediksi akan keluar dari Jebakan negara berpendapatan menengah pada 2038 jika ekonomi tumbuh di atas 7 persen. Namun, di sebalik prediksi itu negara kita masih bergulat dengan masalah-masalah yang sudah mendarah daging seperti korupsi yang merajalela, angka kemiskinan dan pengangguran yang terus naik karena badai PHK, dan masalah infrastruktur yang belum merata. Beberapa investor besar lebih memilih berinvestasi di Malaysia dan Vietnam ketimbang di Indonesia. Tentu saja hal ini berkaitan dengan banyak masalah-masalah dasar yang harus kita perbaiki.

Malaysia telah menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, Malaysia berada di jalur yang tepat untuk mencapai status negara maju. Malaysia memberikan pelajaran bahwa dengan diversifikasi ekonomi, inovasi, pengembangan sumber daya manusia, dan pembangunan infrastruktur yang tepat, jebakan kelas menengah bukanlah sesuatu yang tak bisa dihindari.

Waode Nurmuhaemin doktor manajemen pendidikan

(mmu/mmu)

Sentimen: negatif (80%)